Bisnis.com, SURABAYA - Produsen kalsium karbida atau karbit PT Emdeki Utama Tbk (MDKI) memproyeksikan volume penjualan sampai akhir tahun ini bisa tumbuh setidaknya 1,3 persen (yoy) atau mampu mencapai 20.258 ton sejalan dengan kondisi industri baja nasional.
Direktur Emdeki, Vincent Secapramana mengatakan penjualan karbit sampai September atau kuartal III/2020 mencapai 14.775 ton dengan pencapaian laba Rp30,42 miliar.
“Melihat kondisi penjualan kita tahun ini di tengah pandemi yang masih tumbuh, maka sampai akhir tahun diharapkan volume penjualan kita mencapai 20.258 ton naik dibandingkan tahun lalu 20.260 ton. Sedangkan laba sampai Desember ini juga diharapkan mencapai Rp43,92 miliar atau naik 35,09 persen dibandingkan 2019 yakni Rp32,51 miliar,” jelasnya dalam paparan publik, Kamis (26/11/2020).
Dia mengatakan karbit biasanya digunakan untuk pembuatan gas acetylene (C2H2) atau gas yang digunakan untuk memotong dan mengelas besi dan baja.
“Sesuai kegunaanya, maka produksi kami cukup bergantung pada industri besi dan baja termasuk industri perkapalan, pertambangan, karoseri mobil dan industri kecil,” katanya.
Dia mengungkapkan, ketidakpastian kebijakan perdagangan global juga dibarengi dengan adanya pandemi Covid-19 telah membayangi pertumbuhan dari negara mitra dagang utama dengan proyeksi yang melambat serta menumbuhkan risiko negatif terhadap prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Baca Juga
“Akan tetapi dengan kerja keras dan terukur dari seluruh jajaran, perseroan masih mampu menjaga stabilitas pertumbuhan dengan cukup baik sehingga kami optimistis dengan proyeksi ke depan,” imbuhnya.
Vincent menambahkan, rencana pengembangan dan diversifikasi usaha yakni memproduksi Carbide Desulphuriser Tahap II Cilegon juga mengalami kendala akibat pandemi. Sedangkan pembangunan pabrik Carbide Desulphuriser Tahap I di Gresik telah selesai September tahun lalu dan telah beroperasi normal.
“Untuk pabrik Tahap II di Cilegon Banten masih dipertimbangkan untuk ditunda sambil menunggu perkembangan positif dari pabrik baja di wilayah Cilegon. Serta rencana lain perseroan yang tertunda yakni diversifikasi usaha dengan pembangunan pabrik Ferro Silica di Gresik dengan kapsitas 7.000 ton/tahun,” imbuhnya.