Bisnis.com, SURABAYA - Kinerja produsen suku cadang otomotif PT Indospring Tbk. (INDS) terpengaruh tekanan penjualan otomotif baik di skala nasional maupun internasional.
Director PT. Indospring Tbk, Bob Budiono, mengatakan perseroan memperkirakan kinerja bakal mengalami penurunan signifikan pada 2024 dipengaruhi sejumlah faktor. Beberapa di antaranya penurunan penjualan mobil nasional yang terkoreksi 24% (yoy/Q1). Ada juga pelemahan daya beli masyarakat, suku bunga belum turun, dan tingkat inflasi.
Adapun secara global, kata dia, ada faktor tensi geopolitik yang meningkat. Sejumlah ketegangan internasional juga menyebabkan ongkos logistik meningkat. "Sehingga proyeksi mengalami penurunan, tentunya kami akan memaksimalkan seluruh sumberdaya untuk mengatasi," jelasnya dalam paparan publik di Surabaya, Rabu (12/6/2024).
Indospring pada triwulan I/2024 membukukan penjualan bersih Rp805 miliar turun 22% dari capaian Q1/2023. Laba bruto pada periode berjalan Rp113 miliar atau 14% dibanding penjualan bersih. Capain laba bruto tersebut turun Rp59 miliar atau 34% dibandingkan periode triwulan I/2023.
Adapun laba usaha Q1/2024 sebesar Rp31 miliar atau setara 4% dibandingkan penjualan bersih. Laba usaha periode ini mengalami penurunan Rp60 miliar atau 66% dibandingkan Q1/2023.
Sementara untuk laba bersih Q1/2024 sebesar Rp17 miliar atau 2% dibandingkan penjualan bersih. Penjualan bersih Q1/2024 tersebut mengalami penurunan sebesar Rp47 miliar atau 74% dibandingkan Q1/2023.
Baca Juga
Perseroan sepanjang 2024 memproyeksikan penjualan Rp3,5 triliun atau turun 7% dibandingkan pencapaian 2023.
Director PT. Indospring Tbk, Teddy Limyanto menjelaskan penurunan permintaan pasar bisa diredam dengan membangun area pasar baru yang selama ini belum digarap masif. "Potensi ada di Australia, Amerika dan Eropa. Sedangkan untuk domestik berencana membuat produk yang unik dan baru," jelasnya.