Bisnis.com, SURABAYA - Sebanyak 138 rukun tetangga (RT) di Surabaya zona merah Covid-19, dengan 36.657 orang penduduk berusia 18 tahun ke atas di wilayah setempat.
Merujuk data Pemkot Surabaya per 11 Juli, RT zona merah tersebut terdapat 12.635 orang sudah divaksin dan 24.022 orang belum divaksin Covid-19. Zona merah disandang wilayah dengan kasus positif corona lebih dari satu orang.
Adapun RT dengan zona kuning sebanyak 667 buah dengan 173.850 penduduk (18+). Penduduk di zona risiko sedang yang sudah divaksin 63.721 orang dan 110.129 orang belum divaksin.
RT dengan zona hijau 9.256 orang, dengan penduduk 2.142.555 orang (18+). Jumlah yang sudah divaksin 760.462 orang dan belum divaksin 1.382.094 orang.
Merujuk data Pemprov Jatim, Kota Surabaya memiliki 1.385 pasien kasus Covid-19 aktif setelah bertambah 412 orang pada Senin (12/7). Dilaporkan pula pada periode sama, ada 647 orang pasien terkonfirmasi baru, 232 orang sembuh dan 3 orang meninggal.
Tingkat kesembuhan/recovery rate di Surabaya 89,51 persen dan tingkat kefatalan/fatality rate 5,33 persen.
Baca Juga
Grafik Covid-19 di Surabaya menunjukkan peningkatan kasus harian dan peningkatan kasus aktif.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meminta pengurus RT/RW di Kota Pahlawan, Jawa Timur, lebih aktif memantau kondisi warganya yang menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumahnya masing-masing.
"Kami meminta keaktifan seluruh pengurus RT/RW untuk menjalin komunikasi secara intens kepada warga," kata Eri Cahyadi di Surabaya, Selasa (13/7/2021).
Menurut dia, apabila ditemukan warga yang bergejala Covid-19 seperti sesak nafas, demam tinggi, batuk, maka wajib dibawa ke puskesmas terdekat pada saat itu juga. Apalagi saat ini puskesmas di Surabaya buka 24 jam untuk menangani pasien Covid-19.
Saat di puskesmas, lanjut dia, warga tersebut diperiksa oleh petugas kesehatan setempat sekaligus dilakukan tes cepat antigen. Apabila tes cepat antigen hasilnya dinyatakan negatif, maka warga tersebut langsung menjalani isolasi mandiri.
Bagi warga yang bergejala ringan akan mendapatkan obat-obatan sesuai dengan keluhannya. Sedangkan, apabila pasien mengalami gejala sedang atau berat maka akan langsung dirujuk ke rumah sakit.
"Jadi kami tidak perlu menunggu hasil tes usap PCR baru isolasi. Nanti malah semakin menularkan orang-orang di sekitarnya," ujarnya.
Selain itu, orang nomor satu di Kota Pahlawan ini meminta warga yang merasa badannya tidak enak, langsung dibawa ke puskesmas terdekat. Menurutnya, itu penting dilakukan, agar pada saat warga periksa baik ke puskesmas maupun rumah sakit tidak dengan kondisi yang sudah parah.
Oleh sebab itu, Eri kembali menekankan agar pengurus RT/RW tidak lelah untuk terus memantau kondisi warganya.
"Jangan sampai ada warga yang tidak tertangani. Kami sudah menambah ambulans dan jam operasional puskesmas 24 jam. Intinya kalau ada yang sakit warganya langsung dibawa ke puskesmas," katanya.
Tidak hanya itu, mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) ini pun memastikan, operasional puskesmas selama 24 jam itu juga didampingi oleh perwakilan petugas kelurahan/kecamatan serta Satpol PP.
Sehingga, kata dia, apabila sewaktu-waktu warga membutuhkan pertolongan baik pertolongan medis hingga penjemputan pasien atau jenazah bisa ditangani segera.
"Jadi saya minta setiap puskesmas disiapkan petugas kelurahan/kecamatan dan Satpol PP. Ini harus ditangani secara bersama-sama. Kami maksimalkan untuk menyelematkan warga Surabaya," katanya.