Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tim Pemprov Jatim Sasar OTG Covid-19 di 10 Kabupaten

Penyisiran OTG dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) itu dilakukan pendataan oleh Dinas Kesehatan kota/kabupaten masing-masing termasuk penjadwalan harian.
Ilustrasi./Bisnis-Eusebio Chrysnamurti
Ilustrasi./Bisnis-Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, SURABAYA - Tim Covid-19 Hunter yang dibentuk oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur mulai hari ini akan bergerak di 10 kabupaten untuk menyisir Orang Tanpa Gejala (OTG) yang berpotensi menularkan virus corona.

Adapun 10 kabupaten tersebut yakni Sidoarjo, Kediri, Tulungagung, Gresik, Bangkalan, Nganjuk, Lamongan, Madiun, Jember, dan Probolinggo. Sedangkan khusus untuk Kota Surabaya telah dilakukan tes mobile secara massal.

"Tim Covid-19 Hunter hari bergerak di Sidoarjo, Gresik, Tulungagung, Kediri, dan Bangkalan. Petugas akan stand by di sana 4 - 5 hari melakukan rapid test dan swab secara massal," katanya, Jumat (5/6/2020).

Dia menjelaskan mekanisme penyisiran OTG dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) itu dilakukan pendataan oleh Dinas Kesehatan kota/kabupaten masing-masing termasuk penjadwalan harian agar bisa menghindari kerumuman.

Jika dalam proses rapid test didapati ada hasil yang reaktif, maka saat itu juga peserta tes akan diswab langsung, dan jika hasilnya tes PCR dari swab itu positif maka pasien langsung dibawa ke rumah sakit untuk segera mendapatkan treatment.

Mantan Menteri Sosial ini menyebut OTG dan PDP menjadi sasaran utama tim Covid-19 Hunter karena OTG berpotensi menjadi positif hingga 35 persen, dan PDP berpotensi positif sampai 55 persen.

"Contohnya di Bangkalan tercatat PDP nya 34 orang, tetapi OTG nya sudah 708 jadi artinya OTG yang tinggi jika tidak segera dirapid test, dan jika reaktif tidak segera diswab maka ada kekhawatiran dia tanpa gejala tapi dia carrier, maka potensinya menularkan," katanya.

Ketua Rumpun Tracing Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim dr Kohar Hari Santoso menjelaskan Tim Covid-19 Hunter menjadi bagian dari tracing penderita Covid-19.

"Jika langkah ini dilakukan, jangan heran jika nanti angka penderita Covid-19 nya bertambah. Namun dengan semakin banyaknya yang terdeteksi maka akan diketahui titik mana yang perlu dilakukan observasi dan mana yang butuh isolasi sampai dengan layanan berbasis rumah sakit," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Peni Widarti
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper