Bisnis.com, MALANG — Layanan konsumen dan masyarakat ke OJK Malang mayoritas terkait perusahaan di sektor IKNB (46,71%) utamanya terkait perusahaan fintech (25,35%) dan dilanjutkan oleh perusahaan perbankan (36,73%) pada posisi Januari-April 2024.
Plt. Kepala Kantor OJK Malang, Ismirani Saputri, mengatakan apabila dilihat dari domisili konsumen yang menyampaikan pengaduan, pengaduan konsumen di wilayah Malang Raya didominasi oleh permintaan informasi terkait permasalahan kredit perbankan (21,95%) dan permasalahan seputar pinjaman online (21,29%), sedangkan layanan konsumen yang berasal dari Kota dan Kab. Pasuruan mayoritas terkait permasalahan SLIK (31,25%).
“Sampai dengan akhir April 2024, KOJK Malang telah memproses 2.459 permintaan informasi debitur pada Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) dimana 1.422 permintaan informasi diajukan secara luring dan 1.037 di antaranya diajukan secara daring,” ucapnya, Selasa (21/5/2024).
Dia menegaskan, OJK Malang terus mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan utamanya di wilayah kerja. Sampai dengan 30 April 2024, otoritas telah melaksanakan 18 kegiatan edukasi keuangan dan sosialisasi yang menjangkau 6.135 orang peserta.
Selain melaksanakan edukasi secara tatap muka, kata dia, edukasi keuangan juga disampaikan melalui kanal media sosial resmi KOJK Malang di Instagram yaitu @ojk_malang.
Dari sisi penyediaan layanan konsumen dan masyarakat, sejak awal Januari hingga 30 April 2024, KOJK Malang telah memberikan 501 layanan konsumen yang disampaikan secara tatap muka/walk in (88,02%) dan melalui surat serta Aplikasi Portal Perlindungan Konsumen (11,98%).
Baca Juga
Ekonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Joko Budi Santoso, menilai pengaduan masyarakat terkait keuangan, termasuk pinjaman online menjadi cambuk bagi OJK untuk terus meningkatkan edukasi dan literasi keuangan agar masyarakat terlindungi dan melakukan aktivitas keuangan secara aman.
Sosialisasi secara off line, kata dia, harus terus dilakukan karena sebagian masyarakat khususnya rural masih rendah tingkat literasi digitalnya. Namun bagi kalangan urban dan gen Z, kata Joko, sosialisasi dan publikasi melalui medsos lebih efektif. Di sisi lain, penguatan dan inovasi layanan OJK juga harus terus dilakukan. (K24)