Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jumlah Investor Pasar Modal di OJK Malang Mencapai 270.028 SID

Peningkatan tertinggi ditunjukkan oleh SID C-BEST yang mencapai 114.847 SID per 29 Februari 2024 atau tumbuh 20,47% yoy.
Investor mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Kamis (2/5/2024)./Bisnis-Eusebio Chrysnamurti
Investor mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Kamis (2/5/2024)./Bisnis-Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, MALANG—Jumlah investor pasar modal di wilayah kerja kantor OJK Malang tembus 270.028 SID pada posisi akhir Februari 2024.

Plt. Kepala Kantor OJK Malang, Ismirani Saputri, mengatakan jumlah investor sebanyak itu berarti terus menunjukkan peningkatan. Total Single Investor Identification (SID) sampai dengan 29 Februari 2024 berjumlah 270.028 SID atau meningkat 17,57% yoy. 

“Peningkatan tertinggi ditunjukkan oleh SID C-BEST yang mencapai 114.847 SID per 29 Februari 2024 atau tumbuh 20,47% yoy,” katanya, Senin (20/5/2024).

C-BEST merupakan platform elektronik yang mendukung aktivitas penyelesaian transaksi saham dan surat berharga lainnya.

Nilai transaksi saham secara total sudah menunjukkan peningkatan meskipun di Kota/Kab. Probolinggo masih menurun. Frekuensi transaksi saham investor di Malang Raya menurun 0,15% yoy (Januari 2024: 20,45% yoy) sedangkan nilai transaksi saham meningkat 20,02% yoy (Januari 2024: 29,50% yoy). 

Di sisi lain, kata dia, frekuensi transaksi saham investor di Kota & Kab. Pasuruan juga mulai menunjukkan peningkatan sebesar 0,11% yoy. Nilai transaksi saham investor di Kota dan Kab. Pasuruan juga menunjukkan pertumbuhan positif menjadi Rp126 miliar per 29 Februari 2024 atau tumbuh Rp9 miliar (7,37% yoy) dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Nilai penjualan reksadana di wilayah kerja kantor OJK Malang turut menunjukkan penurunan sebesar Rp100 miliar dari Rp362 miliar (Januari 2023) menjadi Rp262 miliar (Januari 2024) meskipun dari sisi jumlah nasabah menunjukkan peningkatan cukup besar yakni 52,65% yoy menjadi 14.859 nasabah.

Ekonom Fakultas Ekonomi dan  Bisnis Universitas Brawijaya, Joko Budi Santoso, menilai literasi keuangan yang terus membaik di masyarakat akan berdampak pada preferensi masyarakat dalam berinvestasi di pasar keuangan, termasuk saham dan reksadana. 

Jika situasi pasar atraktif dan minim isu makro negatif, dia menegaskan, maka transaksi saham akan meningkat. Namun jika pasar diliputi oleh ketidakpastian global maka transaksi reksadana akan meningkat karena reksadana menawarkan keamanan dan stabilitas  cuan. 

“Akan tetapi, jika kedua instrumen tersebut dinilai terlalu beresiko maka emas akan menjadi pilihan,” ujarnya.(K24)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Choirul Anam
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper