Bisnis.com, SURABAYA — Penyaluran kredit usaha rakyat atau KUR di Jatim tembus Rp66,73 triliun pada posisi akhir semester I/2025.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jatim, Yunita Linda Sari mengatakan bahwa penyaluran kredit tersebut menempatkan Jatim di posisi kedua terbesar nasional setelah Jawa Tengah.
“Penyaluran kredit naik 5,46% YoY [year-on-year],” kata pada Media Briefing di kantor OJK Provinsi Jatim, Surabaya, Kamis (14/8/2025).
Jika dilihat dari penggunaannya, kata dia, kredit perbankan di Jatim sebagian besar terserap untuk modal kerja. Secara kategori usaha, porsi terbesar masih pada non-UMKM.
Penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) per Juni 2025 tumbuh 3,48% secara tahunan. Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) tercatat sebesar 30,47%, dengan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross di level 3,58%.
Yunita menilai, meski terjadi perlambatan di beberapa sektor, prospek industri keuangan di Jatim hingga akhir tahun tetap optimistis tumbuh positif.
Baca Juga
Dia menilai, stabilitas sektor jasa keuangan di Jawa Timur (Jatim) tercatat masih terjaga pada paruh pertama 2025, ditopang oleh permodalan yang kuat dan pertumbuhan intermediasi perbankan.
Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Surabaya, Bambang Samsul Hidayat, menambahkan jumlah rekening di Jatim berada di urutan ketiga terbesar nasional setelah DKI Jakarta dan Jawa Barat. Namun, secara nominal simpanan, Jatim menempati posisi kedua setelah DKI Jakarta.
Menurutnya, pertumbuhan simpanan di Jatim pada triwulan II/2025 tercatat lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya, terutama pada tiering di atas Rp5 miliar yang naik 4,36% YoY, serta tiering Rp0–Rp100 juta yang tumbuh 3,37%.
“Cakupan penjaminan di Jatim juga sangat baik karena selalu di atas rata-rata nasional. Dari 72,74 juta rekening bank umum, sebanyak 72,69 juta atau 99,95% dijamin penuh oleh LPS,” ucapnya.
Secara nasional, jumlah rekening bank umum sebanyak 637 juta, sebesar 99,94% adalah rekening yang dijamin oleh LPS.