Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembiayaan Perbankan di Malang Meningkat, Ini Pendorongnya

Kredit konsumsi terpantau masih tumbuh cukup tinggi terutama pada Kredit Kendaraan Bermotor (KKB).
Potret Presiden Pertama Indonesia Sukarno dan Wakil Presiden Pertama Indonesia Mohammad Hatta dalam uang rupiah pecahan Rp100.000./Bloomberg-Brent Lewin.
Potret Presiden Pertama Indonesia Sukarno dan Wakil Presiden Pertama Indonesia Mohammad Hatta dalam uang rupiah pecahan Rp100.000./Bloomberg-Brent Lewin.

Bisnis.com, MALANG — Pertumbuhan kredit perbankan di wilayah kerja BI Malang periode November 2023 berlanjut seiring dengan membaiknya kondisi dunia usaha dan meningkatnya konsumsi masyarakat

Kepala Perwakilan BI Malang, Samsun Hadi, mengatakan kredit tumbuh 15,07% (yoy), didorong pertumbuhan kredit modal kerja, kredit konsumsi dan kredit investasi. “Peningkatan kredit terutama terjadi pada sektor utama, yakni industri pengolahan, pertanian dan konstruksi,” katanya, Senin (8/1/2024).

Kredit konsumsi, kata dia, terpantau masih tumbuh cukup tinggi terutama pada Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) sejalan dengan relaksasi FTV/LTV 100%.

Menurut dia, risiko kredit masih terjaga dengan NPL di bawah 5% namun loan to asset ratio (LaR) meningkat, dan secara sektoral masih perlu perbaikan terutama pada sektor Akamamin yang terkontraksi.

Dalam suatu kesempatan terpisah, lt. Kepala OJK Malang, Ismirani Saputri, menegaskan penyaluran kredit perbankan di wilayah kerja OJK Malang berhasil menembus angka Rp91,43 triliun sampai akhir Oktober 2023, mengindikasikan sektor riil telah pulih pasca-Covid. Realisasi kredit sebesar itu berarti tumbuh 2,06% secara mtm, 14,4% yoy, dan 13,75% ytd.

Kredit utamanya disalurkan untuk kebutuhan modal kerja (porsi: 45,19%) dan diikuti oleh kebutuhan investasi (porsi: 31,65%),” katanya.

Menurut dia, penghimpunan dana juga tumbuh positif sebesar 0,78% mtm atau 5,30% yoy menjadi Rp94,89 triliun dengan tingkat LDR sebesar 96,35%. Kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio NPL perbankan per Oktober 2023 sebesar 2,38% atau menurun 0,63% yoy.

Seiring normalisasi kegiatan bisnis pasca-pencabutan status pandemi Covid-19, jumlah kredit restrukturisasi melanjutkan penurunan dengan rasio Loan at Risk mencapai 8,51% atau menurun 3,59% yoy.

Penyaluran kredit dan/atau pembiayaan di wilayah kerja OJK Malang, kata dia,  masih tertuju kepada 3 sektor ekonomi utama yaitu Perdagangan Besar dan Eceran (Rp19,24 triliun; porsi: 21,04%), Industri Pengolahan (Rp17,43 triliun; porsi: 19,06%), dan Untuk Pemilikan Peralatan Rumah Tangga Lainnya (termasuk pinjaman multiguna) (Rp14,35 triliun; porsi: 15,70%).

Di sisi lain, kata Ismiani, sektor ekonomi dengan tingkat kredit dan/atau pembiayaan bermasalah tertinggi adalah Untuk Pemilikan Ruko atau Rukan (10,39%), Perantara Keuangan (6,11%), dan Perikanan (5,55%).

“Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang menilai kondisi sektor jasa keuangan di Malang sampai posisi Oktober 2023 tetap stabil dengan kinerja intermediasi yang bertumbuh, likuiditas yang memadai dan profil risiko yang terjaga,” ucapnya.

Ekonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Joko Budi Santoso, menilai kinerja positif perbankan dalam pembiayaan sektor riil tidak bisa lepas dari bauran kebijakan fiskal dan moneter yang sinergis.

Pemerintah pusat dan daerah dengan instrumen fiskalnya, kata dia, memperkuat daya beli masyarakat dan program-program untuk sektor produktif seperti UMKM dan infrastruktur pendukung ekonomi.

Kebijakan moneter dengan pengaturan SBI yang ketat sesuai dengan perkembangan makro, ujarnya, mampu meredam inflasi dan memberikan ruang gerak yang lebih besar bagi sektor riil melalui akses kredit yang terjangkau dan kemudahan layanan perbankan. disisi lain, literasi keuangan yang semakin meningkat di wilayah Malang semakin memperluas potensi pasar kredit untuk sektor riil.

Hal yang tidak kalah penting, yakni pulihnya perekonomian yang dimotori oleh sektor pariwisata yang telah pulih sehingga mampu mengungkit sektor-sektor ekonomi yang lain. Catatan positif ini diperkuat pula dengan NPL yang semakin turun dan DPK.

Sedangkan untuk kredit bermasalah tertinggi pada pemilikan ruko atau rukan, Joko menilai, menunjukkan terjadi pergeseran bisnis sektor riil. Kemajuan teknologi, misalnya berjualan melalui marketplace,  pedagang/pengusaha tidak memerlukan tempat kerja yang khusus, cukup dari rumah atau memanfaatkan co-working space yang ada.(K24)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Choirul Anam
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper