Bisnis.com, MALANG — Realisasi investasi di Kota Malang mencapai Rp1 triliun sampai dengan triwulan III/2023.
Pj. Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, mengatakan berdasarkan data national single window for investment (NSWI) BKPM, kinerja pertumbuhan realisasi investasi Kota Malang, selama tiga tahun berturut-turut mengalami peningkatan yang signifikan.
“Pada 2021, realisasi investasi Kota Malang sebesar Rp668,957 miliar, pada 2022 tercatat sebesar Rp700,354 miliar, dan pada 2023 sampai dengan triwulan III realisasi investasi Kota Malang meningkat 133,84% secara tahunan yakni tercatat sebesar Rp1,061 triliun,” katanya, Senin (18/12/2023).
Pemerintah Provinsi Jawa Timur memberikan penghargaan kepada Pemerintah Kota Malang atas kinerja pertumbuhan realisasi investasi terbaik tahun 2023 dari 38 daerah kabupaten/kota se-Jawa Timur.
Wahyu Hidayat menyatakan, raihan prestasi yang diperoleh Pemkot Malang harus menjadi motivasi kita bersama untuk terus berkarya dan berinovasi. "Prestasi-prestasi ini saya harap dapat menjadi pemacu untuk kita sama-sama memperkuat komitmen dalam memberikan kenyamanan dan kemudahan mendirikan usaha di Kota Malang," ujarnya.
Ekonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Joko Budi Santoso, menilai pencapaian investasi sebesar itu mengindikasikan Kota Malang menjadi daerah yang atraktif untuk tujuan investasi.
Baca Juga
Dukungan infrastruktur yang memadai, kemudahan layanan investasi, dan literasi keuangan yang sangat baik, kata dia, menjadi faktor pendorong yang kuat.
Selain itu, pulihnya sektor pariwisata menjadi daya tarik yang kuat untuk investasi di sektor perdagangan dan jasa. Hal ini juga mendorong investasi properti dan real estat yang terus bergeliat dalam penyediaan kebutuhan untuk hunian dan kawasan perkantoran serta industri jasa.
“Tentunya, iklim yang kondusif untuk investasi harus dijaga dengan regulasi yang lebih tegas terkait dengan penataan kawasan industri dan jasa, insentif fiskal, dan mendorong perkembangan ekonomi kreatif,” kata Joko yang juga Peneliti Senior Pusat Penelitian Kebijakan Ekonomi FEB UB itu.
Daya beli masyarakat yang terjaga, dia menilai, akan mampu menopang pertumbuhan ekonomi sehingga Kota Malang dan Malang Raya akan semakin kuat sebagai sumber pertumbuhan ekonomi Jatim. Kondisi ini akan semakin memperkuat Malang sebagai daerah tujuan investasi.(K24)