Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Tukar Nelayan Jatim Naik 1,77 Persen, Begini Tanggapan Khofifah

Nilai Tukar Nelayan (NTN) di Jatim pada Juli 2023 mengalami peningkatan 1,77 persen yang menandakan adanya peningkatan kesejahteraan nelayan Jatim.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengikuti kegiatan tradisi Petik Laut dengan nelayan di Probolinggo./Dok. Pemprov Jatim
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengikuti kegiatan tradisi Petik Laut dengan nelayan di Probolinggo./Dok. Pemprov Jatim

Bisnis.com, SURABAYA - Nilai Tukar Nelayan (NTN) di Jatim pada Juli 2023 mengalami peningkatan 1,77 persen yang menandakan adanya peningkatan kesejahteraan nelayan Jatim.

Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim mencatat, pada Juli 2023 NTN Jatim sebesar 101,88 atau meningkat naik 1,77 persen dibandingkan Juni 2023 yakni sebesar 100,10. 

Kepala BPS Jatim, Zulkipli mengatakan, indeks harga yang diterima nelayan pada periode tersebut disumbang oleh sejumlah komoditas perikanan di antaranya seperti ikan tongkol, ikan layang, ikan kembung, dan ikan teri.

“Sedangkan, indeks harga yang harus dibayar nelayan pada Juli yakni 116,82 atau turun 0,03 persen dibandingkan bulan sebelumnya, yang disumbang oleh penurunan harga komoditas bawang merah, tomat sayur, cabe rawit, dan minyak goreng. Termasuk indeks biaya produksi dan penambahan modal nelayan juga turun -0,08 persen menjadi 115,01,” jelasnya, Rabu (2/8/2023).

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, meningkatnya indikator NTN ini menunjukkan adanya kesejahteraan nelayan, sebab pendapatan yang diperoleh nelayan lebih besar dibandingkan biaya yang harus dibayarkan oleh nelayan untuk kebutuhan sehari-hari.

“Diharapkan masyarakat nelayan dapat menjaga nilai tukar yang tinggi ini, khususnya di Probolonggo yang rata-rata nilai tukarnya lebih tinggi dari rata-rata di Jatim yakni 104,9,” katanya.

Data Dinas Kelautan dan Perikanan Jatim, produksi perikanan tangkap di Jatim pada 2022 mampu mencapai 598.317 ton dengan komoditas unggulan ikan tongkol dengan hasil produksi 64.947,80 ton dan ikan lemuru 70.284,83 ton.

Sedangkan, produksi perikanan budi daya mencapai 1.313.745,14 ton yang paling banyak dikontribusi oleh komoditas ikan bandeng dengan capaian produksi 170.319 ton, lele 136.435,89 ton, dan udang vannamei 103.949,74 ton.

Khofifah menambahkan, Pemprov Jatim sendiri terus berupaya memberikan dukungan terhadap sektor perikanan ini, salah satunya dengan memberikan sejumlah bantuan untuk nelayan di Probolinggo saat momen petik laut pada 2 Agustus 2023.

Adapun bantuan bagi nelayan itu di antaranya berupa 30.000 ekor benih bandeng, 813 kg pakan ikan, dan 1 unit pompa air senilai Rp43,69 juta untuk Kelurahan Unggul Sejahtera dan Kelurahan Pilang, Kademangan Kota Probolinggo. Serta hibah rumah ikan senilai Rp199,24 juta yang diberikan kepada KUB Randu Tatah, Desa Randu Tatah, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo.

Selain itu juga ada dokumen perizinan Pas Kecil dan E-Buku Kapal perikanan kepada 5 orang penerima, hibah Geomembran untuk Kugar Sidoagung VII Desa Kebonagung, Kraksaan senilai Rp150 juta.

Ada juga program rehabilitasi terumbu karang buatan Gili Ketapang, Desa Ketapang, Sumberasih senilai Rp191,64 jutaan, alat pasca panen 1 unit mesin sprayer dan 104 buah keranjang ikan untuk Poklahsar Makmur Jaya Desa Kalibuntu, Kraksaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Editor : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper