Bisnis.com, MALANG — Penjualan eceran pada Juni 2023 tumbuh positif, mengalami peningkatan sebesar 4,24 persen (mtm), lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi Mei yang tumbuh sebesar 1,18 persen (mtm) mengacu Survei Penjualan Eceran (SPE) Bank Indonesia Malang.
Deputi Kepala Perwakilan BI Malang, Achmad P. Subarkah, mengatakan peningkatan omzet penjualan pada Juni 2023 dipengaruhi oleh meningkatnya omzet penjualan kategori kelompok komoditas usaha antara lain kelompok suku cadang dan aksesori sebesar 10,54 persen (mtm).
“Disusul kelompok kendaraan 6,82 persen, kelompok barang budaya dan rekreasi 3,33 persen (mtm), kelompok bahan kendaraan bermotor 1,57 persen (mtm), kelompok peralatan komunikasi di toko 1,35 persen (mtm), dan kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya 0,86 persen (mtm),” katanya, Senin (10/7/2023).
Pertumbuhan tersebut terjadi, kata dia, seiring meningkatnya konsumsi masyarakat pada momentum liburan sekolah dan cuti bersama Iduladha yang mendongkrak peningkatan omzet penjualan Juni 2023.
Peningkatan penjualan pada kelompok suku cadang dan aksesori terutama disumbang oleh subsektor suku cadang dan aksesoris mobil yang meningkat sebesar 11,19 persen (mtm).
Peningkatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya permintaan konsumen untuk melakukan service mobil rutin selama momentum libur panjang sekolah dan cuti bersama Iduladha.
Baca Juga
Selain itu, kata terkonfirmasi dari hasil liaison dengan kontak di sektor perdagangan besar dan eceran dengan produk ritel dan otomotif yang menyampaikan bahwa terdapat peningkatan permintaan jasa servis mobil pada triwulan II 2023.
Selanjutnya, kata Subarkah, kategori kelompok kendaraan tumbuh sebesar 6,82 persen (mtm), meningkat jika dibandingkan dengan realisasi bulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 1,89 persen (mtm).
Kenaikan penjualan kelompok kendaraan didorong oleh penjualan mobil yang meningkat sebesar 7,90 persen (mtm). Hal tersebut dipengaruhi oleh peningkatan permintaan masyarakat terhadap tipe mobil SUV.
Selain itu, kelompok barang budaya dan rekreasi diprakirakan tumbuh di level 3,33 persen (mtm), termoderasi dibandingkan dengan realisasi di bulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 17,73 persen (mtm).
Menurut dia, peningkatan tertinggi pada kelompok komoditas ini disumbang oleh subsektor perlengkapan alat olahraga sebesar 5,73 persen (mtm). Hal ini terkonfirmasi dari responden SPE yang menyatakan bahwa selama masa libur sekolah masyarakat cenderung melakukan aktivitas refreshing dan olahraga bersama keluarga sehingga berdampak pada kenaikan permintaan terhadap alat olahraga baik berupa sepeda, perlengkapan renang, perlengkapan sepak bola, futsal, sepatu olahraga bahkan setelan baju olahraga.
Ekonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Joko Budi Santoso, menilai SPE per Juni menunjukkan bahwa kemampuan daya beli masyarakat masih sangat terjaga. Hal ini didorong oleh faktor pencairan gaji ke-13 dan bansos. Bansos yang disalurkan pada Juni, a.l PKH, BPnT, bantuan pangan berupa beras, daging ayam dan telur, bantuan pendidikan melalui KIP.
“Momentum peningkatan daya beli ke depan diproyeksikan masih terjaga karena situasi perekonomian yang relatif kondusif sehingga lapangan kerja terus bertambah, dan dampak akhirnya pendapatan masyarakat meningkat,” kata Joko yang juga Peneliti Senior Pusat Penelitian Kebijakan Ekonomi FEB UB itu.(K24)