Bisnis.com, SURABAYA - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur mencatat sedikitnya ada sebanyak 15 ha tanaman padi yang mengalami gagal panen (puso) karena dampak kekeringan di musim kemarau.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim Dydik Rudy Prasetya mengatakan secara total luas lahan sawah yang mengalami kekeringan karena kemarau mencapai 732 ha. Dari luas tersebut, sebanyak 15 ha nya mengalami puso atau gagal panen.
“Berdasarkan data mulai Januari - 5 Juli 2023, Tanaman padi yang mengalami puso ini paling banyak berada di Lamongan seluasa 13 ha, sedangkan Jombang hanya 2 ha,” ujarnya, Jumat (7/7/2023).
Dia menjelaskan, saat terjadi kekeringan di kedua wilayah ini memang terlambat dalam pemberian air pada irigasi akibat sulitnya memperoleh air sehingga menyebabkan terjadinya puso.
“Kamis sudah memberikan early warning atau peringatan adanya El-Nino atau kekeringan ini sejak April agar petani harus benar-benar siap melakukan penanaman dengan bibit benih yang tahan kekeringan,” ujarnya.
Rudy menambahkan, pihaknya telah meminta daerah untuk mengoptimalkan pompa air yang ada di kelompok tani agar bisa menyelamatkan padi sehingga tidak sampai terkena puso.
“Meski hasil panen kurang maksimal, setidaknya panen bisa terselamatkan. Contohnya di Pamekasan terdapat 23 ha area sawah yang terdampak kekeringan, setelah mendapatkan pompa air, kondisinya bisa kembali pulih dan tidak jadi gagal panen,” jelasnya.
Dia pun mendorong agar petani memanfaatkan program asuransi tani guna meminimalisir kerugian akibat gagal panen. Klaim asuransi yang diperoleh setidaknya bisa digunakan untuk ongkos produksi pada masa tanam selanjutnya.
Seperti diketahui, Pemprov Jatim menargetkan produksi padi pada tahun ini bisa mencapai 10,5 juta ton Gabah Kering Giling (GKG) atau meningkat dibandingkan produksi 2022 yang sebesar 9,53 juta ton GKG.
Saat ini rata-rata produktivitas padi petani Jatim sekitar 5,6 ton GKG/ha. Diharapkan produktivitas ini bisa meningkat 0,5 persen atau menjadi 6 ton/ha agar bisa mencapai target produksi 10,5 juta GKG.