Bisnis.com, MALANG — Peningkatan konsumsi dalam negeri, investasi, dan belanja pemerintah diproyeksikan jadi “obat” untuk mengatasi ancaman resesi global pada tahun ini.
Dosen Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang, Muhammad Khoirul Fuddin, mengatakan ancaman resesi ekonomi global 2023 menjadi perbincangan karena perdagangan baik dalam negeri maupun luar negeri diprediksi mengalami penurunan, namun Indonesia berpotensi tidak ikut terdampak.
"Indonesia telah lebih dulu mengalami hal tersebut pada masa pandemi Covid-19 akhir 2019 akhir menuju 2020," ujarnya di Malang, Jumat (17/2/2023).
Setelah Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) berakhir, kata dia, resesi ekonomi di Indonesia berangsur membaik. Pada 2021, pertumbuhan ekonomi mulai naik 7,07 persen hingga akhir 2022 sampai sekarang cenderung stabil.
“Yang mengalami resesi itu sebenarnya bukan di Indonesia tapi justru secara global. Memang, pertumbuhan ekonomi dari 2022 ke 2023 pada beberapa negara mengalami penurunan, hal itu yang menyebabkan terjadinya resesi ekonomi global pada tahun ini,” ujarnya.
Meski begitu, kata dia, resesi ekonomi global dapat menghambat kegiatan ekspor impor di Indonesia. Ketika dunia global pertumbuhan ekonominya turun maka secara otomatis kegiatan ekspor Indonesia juga akan menurun.
Baca Juga
Hal itu terjadi karena banyak warga luar negeri yang tidak mampu membeli barang akibat krisis ekonomi di negaranya. Akibatnya, barang yang di dalam negeri akan tertimbun karena hasil produksi banyak namun tidak dapat terjual ke luar negeri.
“Selain pada kegiatan ekspor, resesi global juga menghambat kegiatan impor,” ucapnya.
Ada beberapa barang yang memang diambil dari luar negeri kemudian dirakit di Indonesia. Akibat resesi ekonomi global, maka negara yang biasanya memproduksi barang tersebut jadi terhambat sehingga banyak barang yang tidak diproduksi dan menyebabkan barang terbatas, sedangkan permintaan di Indonesia meningkat.
Menurut dia, banyak pihak khawatir resesi ekonomi 2023 ini berefek pada Indonesia. Hal ini lantaran tidak terpenuhinya kebutuhan, negara tidak dapat menjual barangnya dan juga tidak dapat mendatangkan bahan dari luar negeri.
Mengatasi masalah itu, dia berpendapat, maka a masyarakat perlu menyiapkan diri untuk menghadapi resesi ekonomi secara global.
Langkah dimaksud, yakni harus menjaga tingkat konsumsi. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan rutin. Tingkat konsumsi yang stabil akan menjaga harga barang-barang di pasaran lebih stabil.
Langkah berikutnya, investasi, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Saat ada investasi dalam negeri, maka perputaran uang akan masuk sehingga jumlah uang di dalam negeri akan bertambah dan ini akan mengurangi jumlah pengangguran
“Ketika pengeluaran pemerintah semakin banyak, seharusnya pertumbuhan ekonomi juga mengalami peningkatan. Hal ini berarti pemerintah perlu terus gencar membangun infrastruktur yang akan mendukung kegiatan ekonomi di dalam negeri,” ucapnya.(K24)