Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Jatim 2023 Diprediksi Turun 2 Persen, Begini Kinerja Januari

Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur merilis kinerja ekspor Jatim pada Januari 2023 terealisasi sebesar US$1,63 miliar.
Aktivitas bongkar muat peti kemas ekspor di Tanjung Perak, Surabaya./Bisnis.com
Aktivitas bongkar muat peti kemas ekspor di Tanjung Perak, Surabaya./Bisnis.com

Bisnis.com, SURABAYA - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur merilis kinerja ekspor Jatim pada Januari 2023 terealisasi sebesar US$1,63 miliar atau mengalami penurunan -12,08 persen dibandingkan Desember 2022, atau turun -8,38 persen dibandingkan Januari 2022.

Kepala BPS Jatim, Dadang Hardiwan mengatakan ekspor Jatim pada Desember 2022 mampu mencapai US$1,85 miliar, dan juga pada Januari 2022 mampu mencapai US$1,78 miliar.

“Selama Januari 2023, seluruh sektor juga mengalami penurunan permintaan pasar luar negeri baik secara year on year (yoy) maupun month to month (mtm),” ujarnya dalam paparan BRS, Rabu (15/2/2023).

Dia menjelaskan ekspor Jatim Januari 2023 pada sektor pertanian tercatat sebesar US$55,62 juta atau mengalami penurunan -21,53 persen (mtm) dan turun -16,53 persen (yoy).

Sektor industri pengolahan tercatat US$1,57 miliar atau turun -11,58 persen (mtm) dan turun -7,76 persen (yoy). Di sektor pertambangan tercatat US$2,87 juta atau turun -49,01 persen (mtm) dan turun -66,87 persen (yoy).

“Hanya sektor migas yang tumbuh 92,45 persen (yoy) tetapi turun -25,50 persen secara mtm,” imbuhnya.

Adapun golongan barang yang mengalami permintaan pasar luar negeri pada Januari 2023 yakni berbagai produk kimia, produk farmasi, bahan kimia anorganik, mesin dan perlengkapan listrik, serta barang dari besi dan baja.

Sementara golongan barang yang mengalami penurunan permintaan yakni tembaga, lemak dan minyak nabati, besi dan baja, ikan krustasea dan moluska, serta perhiasan/permata.

“Untuk negara yang mengalami peningkatan permintaan barang dari Jatim yakni Jepang, Uni Emirat Arab, Vietnam, Hong Kong, dan Italia. Sedangkan yang turun adalah Finlandia, Amerika Serikat (AS), Singapura, China, dan Swiss,” imbuh Dadang.

Selama Januari 2023, pangsa ekspor non migas di Jatim dikontribusi oleh Jepang 18,41 persen, AS 14,38 persen, China 11,49 persen, disusul Malaysia, Vietnam, India, Korea Selatan, Singapura, Belanda, Australia.

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim, Adik Dwi Putranto mengatakan tahun ini kinerja ekspor Jatim memang diproyeksikan akan turun -2 persen akibat situasi global dan dampak dari resesi sejumlah negara.

“Untuk itu kita harus berupaya mencari pasar non tradisional seperti di Uni Emirat Arab (UEA) dan Uni Eropa. Kita mencoba berkoordinasi dengan KBRI di sejumlah negara non tradisional untuk meningkatkan ekspor kita tahun ini,” ujarnya.

Menurutnya, dalam mencari pasar non tradisional bagi industri besar biasanya akan lebih mudah mengingat perusahaan besar sudah memiliki intelligent market, sedangkan bagi UMKM masih mengalami kendala sehingga diperlukan peran kuat dari perwakilan Indonesia di luar negeri.

“Kemungkinan ekspor yang akan terdampak penurunan permintaan adalah durable goods atau barang tahan lama seperti furnitur, tekstil dan perhiasan, tetapi untuk produk makanan dan minuman ini tidak akan turun permintaannya,” imbuh Adik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper