Bisnis.com, SURABAYA — Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jawa Timur mendorong percepatan proyek strategis privat atau swasta yang diyakini memiliki peran besar dalam memacu pertumbuhan ekonomi tahun ini.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jatim, Budi Hanoto mengatakan saat ini pemerintah sendiri juga terus melanjutkan Proyek Strategis Nasional (PSN) di Jatim untuk memacu pertumbuhan ekonomi, tetapi proyek privat atau swasta sebetulnya memiliki peran yang lebih besar jika dipacu investasinya.
“PSN memang terus berjalan apalagi ada Perpres 80 Tahun 2019 yang mendukung, ditambah ada alokasi dana transfer ke daerah. Namun menurut kami, yang sangat perlu didorong adalah investasi sektor privat/swasta, seperti bagaimana mengembangkan KEK JIIPE, misal Freeport yang akan menampung local value change dari nikel yang akan menyeret industri kecilnya,” jelasnya dalam forum Jatim Talk Road to East Java Economic Forum 2023 (EJavec), Selasa (14/2/2023).
Dia mengatakan tahun ini memang menjadi tahun yang krusial sehingga diprediksi ekonomi sedikit melambat. Meski begitu untuk di kuartal I/2023 ini diyakini masih bisa tumbuh lebih baik dibandingkan kuartal IV/2022 terutama dipicu oleh sektor konsumsi menjelang Ramadan dan Lebaran.
“Ekonomi global memang diprediksi rendah terutama di negara mitra dagang. Untuk itu kita perlu lebih menjaga ekonomi Jatim, khususnya dalam hal ini adalah ekspor luar negeri, sedangkan di domestik ada inflasi yang menjadi problem juga harus dicermati bersama,” ujarnya.
Menurutnya, hilirisasi industri/manufaktur di Jatim sangat perlu digalakkan mengingat sektor manufaktur di Jatim memiliki dampak yang besar terhadap perekonomian.
Baca Juga
“Jadi kalau ada investasi, yang perlu didorong adalah produksi pangan dan produk hilirnya. Banyak sekali Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) industri yang perlu dipacu proses hilirnya, apalagi di KEK JIIPE Gresik banyak insentif dan booster yang disiapkan pemerintah,” imbuhnya.
Deputi Kepala Perwakilan BI Jatim, Muslimin Anwar menjelaskan tahun ini kinerja ekonomi Jatim diperkirakan termoderasi tetapi masih akan tetap tumbuh positif yakni berada pada rentang 4,9 persen hingga 5,3 persen.
“Moderasi ekonomi diperkirakan terjadi karena dari sisi permintaan khususnya ekspor dan konsumsi pemerintah, dan dari sisi penawaran ada perdagangan. Namun pertumbuhan masih positif karena didukung oleh sisi permintaan yakni konsumsi rumah tangga dan investasi, sedangkan dari sisi penawaran ada sektor pengolahan,” jelasnya.
Dia mengatakan setidaknya ada empat rekomendasi Bank Indonesia yang perlu digencarkan tahun ini agar pertumbuhan ekonomi 2023 tidak jatuh akibat dampak ekonomi global.
Rekomendasi tersebut di antaranya adalah meningkatkan peran Jatim sebagai lead export industri manufaktur, memperkuat peran lumbung pangan Nusantara untuk menjaga tingkat inflasi, serta optimalisasi proses digitalisasi ekonomi.
“Selain itu juga kita perlu meningkatkan inklusivitas ekonomi melalui pengembangan UMKM, ekonomi syariah dan pariwisata,” imbuhnya.