Bisnis.com, MALANG — Vaksinasi booster penyakit mulut dan kuku atau PMK pada sapi perah di Kab. Malang dipacu untuk meningkatkan kekebalan ternak.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kab. Malang, Eko Wahyu Widodo, mengatakan booster I PMK sudah dimulai di Kab. Malang pada pekan lalu dipusatkan di Kop Sae Pujon.
“Dengan pemberian booster PMK, maka diharapkan terjadi kekebalan komunal pada ternak atas penyakit tersebut,” ujarnya, Minggu (5/2/2023).
Pemberian vaksin booster PMK pada sapi perah mendesak, kata dia, karena ternak tersebut sangat rentan terhadap PMK.
Tambahan lagi, sapi perah juga terkait dengan produksi. Intinya, jika sapi perah terjangkit PMK, maka otomatis produksi juga akan turun.
Selain itu, menurut dia, pemberian vaksin booster pada sapi perah karena beberapa daerah di Jatim ternyata kasus PMK merebak lagi yang diduga karena kekebalan komunal ternak belum tercipta. Jumlah sapi perah di Kab. Malang tersebut mencapai sekitar 87.000 ekor.
Baca Juga
Dengan tingginya cakupan vaksinasi PMK pada sapi perah, kata Eko, produksi susu berangsur membaik. Perkiraannya antara 70 persen-80 persen.
Selain cakupan vaksinasi PMK, yang mendorong peningkatan produksi susu karena bantuan pangan dan nutrisi dari pemerintah. Dengan bantuan tersebut, produksi susu menjadi naik.
Sapi perah yang mati di Kab. Malang karena PMK, mencapai 250 ekor. Jumlah itu, berdasarkan data yang telah terverifikasi. “Kalau jumlah riil-nya, mungkin lebih banyak,” ujarnya.
Dari pengakuan pemilik sapi yang mati karena PMK, ganti rugi dari pemerintah masih belum terealisasi. Peternak belum menerima ganti rugi dari pemerintah terkait sapi perah mereka yang mati. Oleh karena itulah, pencairan atas ganti rugi sapi perah yang mati karena PMK diharap segera terealisasi.
Dengan telah direalisasikannya ganti rugi atas sapi perah yang mati karena PMK, maka diharapkan dapat meningkatkan ekonomi peternak. Dana tersebut nantinya bisa digunakan peternak untuk membeli sapi perah baru. Dengan adanya sapi perah baru, maka diharapkan jumlah sapi yang dimiliki kembali seperti semula, sebelum PMK muncul.
Dengan begitu pula, dia menegaskan, produksi susu akan kembali normal seperti sebelum terjadinya PMK, setidaknya jumlahnya mendekati.
Saat PMK pada titik puncak pada pertengahan 2022, produksi susu di Kab. Malang menurun drastis. Seperti di Koperasi SAE Pujon, kata dia, pada masa normal menyerap susu dari peternak sebanyak 117 ton/hari, namun setelah merebak kasus PMK menurun menjadi menjadi 70 ton/hari.(K24)