Bisnis.com, SURABAYA - Pemerintah Kota Surabaya mencatat jumlah warga miskin di Surabaya mengalai penurunan hingga 83,1 persen di sepanjang tahun 2022.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan data terakhir pada awal 2022 tercatat jumlah warga miskin di Surabaya mencapai 1,3 juta jiwa, dan pada Desember ini sudah menurun menjadi 219.427 jiwa atau turun 83,1 persen.
“Pemkot telah mengupayakan agar warga miskin berkurang, salah satunya dengan intervensi seperti program padat karya yang selama ini memberikan pekerjaan bagi warga,” katanya, Kamis (29/12/2022).
Dia mengatakan pemkot akan terus berupaya mengentas angka kemiskinan yang masih ada sebanyak 219.427 jiwa atau 75.069 KK dengan berbagai inovasi program dan intervensi seperti program padar karya, sekolah gratis, BPJS Kesehatan hingga bantuan Program Keluarga Harapan (PKH).
“Kita sentuh warga yang rentan miskin atau pra-miskin agar tidak menjadi miskin. Tapi, kalau keluarga miskin, kita berikan tambahan seperti bantuan PKH dan macam-macam," imbuhnya.
Dia menambahkan, selain memberikan intervensi bantuan, Pemkot Surabaya juga ingin menambah penghasilan warga miskin dan rentan miskin agar ekonominya meningkat yakni dengan mengalokasikan anggaran 2023 sebesar Rp3 triliun untuk UMKM.
Baca Juga
“Anggaran tersebut akan digunakan untuk mengangkat perekonomian UMKM yang berasal dari keluarga miskin,” imbuhnya.
Eri menjelaskan, untuk penentuan kategori warga miskin di Kota Pahlawan dilakukan berdasarkan keputusan bersama RT/RW, lurah dan masyarakat. Penentuan warga miskin ini sesuai dengan 14 kriteria standar kemiskinan Badan Pusat Statistik (BPS).
"Saya tidak ingin bahwa pemerintah yang menentukan sendiri, tapi ditentukan oleh warga sekitar di dalam satu RT melalui verifikasi,” imbuhnya.