Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

94 Desa di Kab. Pasuruan Rawan Banjir dan Longsor

Potensi terjadinya longsor, kerap terjadi di 51 desa yang tersebar di tujuh kecamatan, yakni Gempol, Lumbang, Prigen, Purwosari, Puspo, Tosari dan Tutur.
Choirul Anam
Choirul Anam - Bisnis.com 18 November 2021  |  11:18 WIB
94 Desa di Kab. Pasuruan Rawan Banjir dan Longsor
Kawasan yang rawan longsor di Tosari, Kab. Pasuruan. - Istimewa
Bagikan

Bisnis.com, PASURUAN — Sebanyak 94 desa di Kab. Pasuruan termasuk kategori rawan bencana banjir dan longsor ketika berlangsung hujan deras.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kab. Pasuruan, Ridwan Haris, mengatakan desa-desa yang rawan bencana banjir dan longsor berada di 17 kecamatan. "Total ada 17 kecamatan yang memiliki risiko terjadinya bencana. Sudah selesai kami petakan," kata Haris di sela-sela kesibukannya, Rabu (17/11/2021).

Risiko banjir, rentan melanda 43 desa atau kelurahan di 11 kecamatan a.l di Gempol, Beji, Bangil, Kraton, Pohjentrek, Rejoso, Grati, Winongan, Nguling, Gondangwetan, dan Rembang.

Potensi terjadinya longsor, kerap terjadi di 51 desa yang tersebar di tujuh kecamatan, yakni Gempol, Lumbang, Prigen, Purwosari, Puspo, Tosari dan Tutur.

"Selain itu, kami juga mewaspadai ancaman banjir bandang. Daerah yang rentan terjadi banjir bandang di wilayah Sekarputih, Kecamatan Gondangwetan," ujarnya.

Menurut Haris, potensi banjir terjadi karena beberapa faktor. Hujan yang berlangsung deras dan lama sehingga memicu tingginya volume air yang akhirnya tak mampu ditampung oleh saluran-saluran air ataupun sungai, bisa menjadi penyebabnya.

Selain itu, adanya penyumbatan-penyumbatan yang akhirnya menimbulkan luberan, juga bisa jadi faktor pemicunya.

Risiko longsor, bisa terjadi karena adanya pergeseran struktur tanah yang bisa dilihat kasat mata. Misalnya adanya celah tanah baru atau pohon yang tidak simetris tegaknya atau deteksi yang lain.

Beberapa upaya telah dilakukan untuk mengantisipasi banjir dan tanah longsor, seperti pengerukan sungai Kedunglarangan, pembangunan parapet, dan normalisasi sungai yang lainnya. "Kesiapsiagaan juga telah dilakukan untuk menghadapi ancaman banjir dan tanah longsor," ucapnya.(K24)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

pasuruan jatim gunung bromo
Editor : Miftahul Ulum
Bagikan

Bergabung dan dapatkan analisis informasi ekonomi dan bisnis melalui email Anda.

Artikel Terkait



Berita Terkini

Terpopuler

Banner E-paper
back to top To top