Bisnis.com, SURABAYA - Jalan Tol Trans Jawa memudahkan masyarakat untuk beraktivitas dari satu daerah ke daerah lain. Sebelum adanya jalan tol, untuk bepergian antardaerah maupun antarprovinsi membutuhkan waktu berjam-jam.
Namun, setelah antardaerah terhubung melalui Jalan Tol Trans Jawa, jarak berpuluh kilometer bisa ditempuh dengan hanya waktu beberapa jam saja. Seperti Madiun ke Surabaya dengan jarak sekitar 170 km, hanya membutuhkan waktu sekitar satu jam. Padahal jika lewat jalur arteri dengan jarak yang sama membutuhkan waktu sekitar lebih dari dua jam.
Kemudahan akses transportasi ini pun memberi pilihan untuk berwisata atau berkunjung ke tempat-tempat favorit. Seperti di Kota Surabaya, ada berbagai tempat yang layak dikunjungi.
Tim Ekspedisi tol Trans Jawa dari Jaringan Informasi Bisnis Indonesia/Solopos Group bekerja sama dengan Jasa Marga mengunjungi sejumlah tempat-tempat ikonik yang layak disinggahi atau sekadar menjadi tempat berfoto. Tim mulai dari tempat ikonik patung Sura dan Baya yang berada di depan Kebun Binatang Surabaya, Kamis (29/4/2021) malam.
Di patung Sura dan Baya ini, terlihat ada sejumlah warga yang sedang duduk-duduk menikmati malam. Ada juga penjaja jasa foto yang berlarian menawari begitu ada pengunjung datang di lokasi tersebut. Sejumlah muda-mudi terlihat berpose dengan latar belakang patung Sura dan Baya, setelah mengambil foto menggunakan gawai, mereka kemudian pergi meninggalkan lokasi.
Seorang warga yang sedang menikmati malam di kawasan patung Sura dan Baya, Handoko Setio, 42, mengatakan sangat senang menikmati malam di kawasan patung ikonik Surabaya ini. Kegiatan yang dilakukan di kawasan ini biasanya hanya bercengkerama dan mengobrol bersama teman-temannya.
Baca Juga
“Ini [taman patung Sura dan Baya] ini menjadi tempat favorit untuk berkumpul bersama teman. Selain juga Tugu Pahlawan, Taman Bungkul, Jembatan Suramadu, maupun Jembatan Merah,” kata dia.
Handoko menuturkan taman-taman di Surabaya juga sangat cocok dijadikan tempat wisata murah. Pada akhir pekan, dia biasanya mengajak istri dan anak-anaknya ke taman untuk melepas penat. “Di Surabaya, taman-tamannya bersih. Karena petugas kebersihan bertugas 24 jam,” ujar warga Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya itu.
Setelah menelusuri berbagai sisi di taman patung Sura dan Baya ini, tim ekspedisi kemudian berlanjut ke Jembatan Joyoboyo yang ada di Kecamatan Wonokromo, Kota Surabaya. Jembatan Joyoboyo ini menghubungkan Frontage Jl. Ahmad Yani dengan Terminal Intermoda Joyoboyo (TIJ).
Dikutip dari humas.surabaya.go.id, Jembatan Joyoboyo ini memiliki panjang 150 meter dengan lebar 17 meter dan tinggi pilonnya 20 meter. Sedangkan struktur jembatannya dari beton bertulang dan voided slab.
Selanjutnya, tim ekspedisi melanjutkan perjalanan ke tempat ikonik lainnya, Jembatan Merah yang ada di Kecamatan Pabean Cantian, Kota Surabaya. Jembatan ini menjadi saksi bisu perjuangan para pahlawan. Pada masa penjajahan, Jembatan Merah ini dianggap sebagai lokasi yang penting karena merupakan satu-satunya akses transportasi pedagang yang melewati Kalimas dan Gedung Residensi Surabaya.
Perjalanan tim ekspedisi pada Kamis malam ditutup dengan menyusuri Jembatan Suramadu. Jembatan ini melintasi Selat Madura yang menghubungkan Pulau Jawa dengan Pulau Madura. Jembatan yang memiliki panjang 5.438 meter ini terdiri dari tiga bagian yaitu jalan layang, jembatan penghubung, dan jembatan utama.
Tim ekspedisi menyusuri jembatan ini pada tengah malam. Terpantau banyak kendaraan besar seperti truk tronton dan bus lalu-lalang dari Surabaya maupun dari Madura. Tim ekspedisi membutuhkan waktu sekitar satu jam dari Surabaya ke Alun-alun Kabupaten Bangkalan, Madura.