Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pendapatan Usaha Intiland Rp2,89 Triliun, Naik 5,3 Persen

Pendapatan pengembangan masih memberikan kontribusi terbesar, yakni mencapai Rp2,3 triliun atau 79,6 persen dari keseluruhan realisasi pendapatan.
Salah satu sudut ruangan di Intiland Office Tower Jakarta. Gedung perkantoran yang berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta itu merupakan salah satu portofolio andalan PT Intiland Development Tbk./intiland.com
Salah satu sudut ruangan di Intiland Office Tower Jakarta. Gedung perkantoran yang berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta itu merupakan salah satu portofolio andalan PT Intiland Development Tbk./intiland.com

Bisnis.com, SURABAYA - Pengembang properti PT Intiland Development Tbk (Intiland) melaporkan hasil pencapaian kinerja keuangan tahun 2020 dengan membukukan pendapatan usaha sebesar Rp2,89 triliun di tengah tekanan dan penurunan pasar properti akibat pandemi Covid-19.

Jumlah tersebut naik Rp154,3 miliar atau 5,3 persen dibandingkan pencapaian tahun 2019 yang tercatat sebesar Rp2,74 triliun, demikian dikutip dari keterangan tertulis Intiland di Surabaya, Jumat (30/4/2021).

Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Archied Noto Pradono menyampaikan kenaikan pendapatan usaha tahun 2020 didorong oleh peningkatan pengakuan penjualan dari segmen pengembangan mixed-use and high rise yang telah selesai masa pembangunannya. Perseroan saat ini memiliki sejumlah portofolio proyek yang berlokasi di sejumlah wilayah, meliputi Jakarta, Tangerang, dan Surabaya.

"Kenaikan pendapatan usaha antara lain dipicu adanya pengakuan penjualan dari pengembangan proyek mixed-use and high rise yang telah selesai pembangunannya, seperti kondominium Graha Golf dan The Rosebay di Surabaya, serta penjualan unit-unit stok di sejumlah proyek apartemen, seperti 1Park Avenue," sebut Archied.

Archied memaparkan pendapatan pengembangan masih memberikan kontribusi terbesar, yakni mencapai Rp2,3 triliun atau 79,6 persen dari keseluruhan realisasi pendapatan. Nilai pendapatan pengembangan ini meningkat sebesar 8,2 persen dibandingkan tahun 2019 senilai Rp2,1 triliun.

Sumber pendapatan usaha berikutnya berasal dari pendapatan berkelanjutan yang memberikan kontribusi Rp589,1 miliar (20,4 persen). Pendapatan usaha dari segmen ini membukukan penurunan 5,7 persen dibandingkan pencapaian tahun 2019 yang nilainya Rp623,1 miliar.

Adapun segmen pengembangan mixed-use & high rise tercatat memberikan kontribusi paling besar mencapai Rp1,8 triliun atau 63,4 persen. Kontribusi tersebut meningkat sebesar 39.4 persen dibandingkan pencapaian 2019 yang tercatat sebesar Rp1,1 triliun.

Kontributor berikutnya berasal dari segmen pengembangan kawasan perumahan sebesar Rp432,8 miliar (14,9 persen), mengalami penurunan lebih dari separonya dibandingkan perolehan tahun 2019 yang mencapai Rp942 miliar. Selanjutnya, segmen pengembangan kawasan industri menyumbang sebesar Rp36,7 miliar (1,3 persen), turun dibanding tahun lalu yang masih memberikan kontribusi senilai Rp63,4 miliar.

"Segmen pengembangan perumahan, kawasan industri, dan pendapatan berulang secara rata-rata mengalami penurunan pada tahun lalu. Pandemi Covid-19 secara langsung menciptakan tekanan terhadap kinerja penjualan Perseroan, seiring dengan keputusan konsumen untuk menunda dulu pembelian produk properti," sebut Archied.

Ia menimpali, "Penyerapan pasar perumahan juga terbentur daya beli konsumen yang menurun dan keengganan untuk melakukan investasi selama masa pandemi,"

Dari sisi kinerja profitabilitas, Intiland mencatatkan perolehan laba kotor tahun 2020 mencapai Rp1,18 triliun atau naik tipis dibandingkan tahun 2019 sebesar Rp1,13 triliun. Laba usaha perseroan juga meningkat 29 persen menjadi Rp778,4 miliar, dibandingkan tahun 2019 senilai Rp603,5 miliar.

Sedangkan laba bersih perseroan tercatat mencapai Rp76,8 miliar atau turun 69 persen dibandingkan tahun 2019 sebesar Rp251,4 miliar.

Sementara itu, memasuki tiga bulan pertama tahun 2021, Intiland mencatatkan pendapatan penjualan pada kuartal I tahun 2021 sebesar Rp310 miliar. Perolehan tersebut melonjak sebesar 165 persen dibandingkan periode sama 2020 sebesar Rp117 miliar.

Menurut Archied, sejak akhir tahun 2020, minat konsumen untuk membeli properti sudah mulai berangsur membaik.

Penjualan yang berasal dari pengembangan proyek-proyek di Surabaya tercatat memberikan kontribusi Rp167 miliar atau sekitar 54 persen, disusul penjualan proyek di Jakarta sebesar Rp143 miliar (46 persen).

"Kami menargetkan penjualan tahun ini sebesar Rp2 triliun dengan fokus utama berasal dari penjualan segmen perumahan dan high-rise," tutup Archied.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper