Bisnis.com, BLITAR — Telur ayam negeri asal Kab. Blitar berpeluang menembus pasar ekspor ke negara-negara tetangga yang kebutuhan telurnya masih dipenuhi dengan impor.
Ketua Koperasi Peternak Unggas Sejahtera (Putera) Blitar Sukarman mengatakan telur asal Blitar berpeluang memasuki pasar ekspor negara-negara tetangga seperti Timor Leste, Singapura, dan Qatar.
“Namun berapa kebutuhan telur maupun negara-negara mana saja selain tiga negara itu yang berpotensi menyerap telur dari Blitar, masih dipetakan,” katanya dihubungi, Rabu (14/10/2020).
Optimismenya muncul setelah mengikuti Pemkab Blitar mengadakan High Level Meeting TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah) dengan tema “Peluang Ekspor Produk Unggulan Kabupaten Blitar di Tengah Pandemi Covid-19” di Kab. Blitar, Rabu (14/10/2020).
Untuk kepentingan ekspor itulah, kata dia, peternak segera mengurus aspek perizinannya seperti Nomor Kesehatan Veteriner maupun Sertifikat Kompartemen Bebas Avian Influenza untuk menembus pasar Singapura.
Dia optimistis, peternak dapat memenuhi kebutuhan pasar ekspor telur karena terjadi karena produksi telur di sana yang sebanyak 1.000 ton/hari berhasil memasok 30 persen dari kebutuhan telur ayam nasional.
Baca Juga
“Saat ini, populasi ayam petelur di sana mencapai 24 juta dengan melibatkan 4.500-5.000 peternak,” ujarnya.
Jika permintaan telur meningkat karena memenuhi kebutuhan ekspor selain memenuhi kebutuhan dalam negeri, kata dia, maka peternak dapat menambah kepemilikan populasi ayam petelur. Intinya, peternak akan meningkatkan produksi telur dengan menambah populasi ayamnya.
“Sebenarnya tidak hanya telur yang dicarikan pasar ekspornya dalam pertemuan tersebut, melainkan 8 produk unggulan lain seperti ayam pedaging dan cabai,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Pjs Bupati Blitar Budi Santosa mengatakan Kabupaten Blitar merupakan sentra dari usaha pertanian dan peternakan yang turut menyumbang perhitungan inflasi secara nasional khususnya pada produk telur.
Peran pemerintah daerah untuk memajukan sektor riil tersebut, kata dia, a.l dengan memfasilitasi terbentuknya koperasi sesuai dengan jenis produk unggulan dari Kabupaten Blitar, di antaranya untuk produksi telur dengan Koperasi Putera Blitar, produk daging ayam dengan terbentuknya Koperasi Unggas Pedaging Mandiri (UPM) dan produk cabai dengan koperasi Ladang Tani Makmur.
Dengan memiliki wadah kelembagaan tersebut, dia menilai, akan memudahkan pemerintah daerah dalam memfasilitasi kerjasama antar daerah.
Di masa pandemi Covid-19 yang menimpa semua lini, menurut dia, sektor UMKM dan koperasi terbukti lebih mampu bertahan di tengah kondisi perekonomian yang tidak pasti.
Dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi nasional, dia menegaskan,Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Blitar berinisiatif untuk melakukan perluasan kerja sama pemasaran produk-produk unggulan daerah, bukan hanya di dalam negeri saja, namun perlu penjajakan kerja sama perdagangan internasional untuk ekspor ke luar negeri.
“Harapan dari adanya High Level Meeting ini adalah mengendalikan inflasi, FTA (Free Trade Agreement) bisa membuka peluang untuk ekspor, bagaimana ekspor tersebut bisa berkembang luar biasa,” ucapnya.
Dengan adanya Jalur Lingkar Selatan, maka akan memudahkan transportasi untuk ekspor. Dengan begitu, maka akan dapat mendatangkan investor untuk berinvestasi ke Blitar. (K24)