Bisnis.com, SURABAYA - Tingkat konsumsi bahan bakar minyak (BBM) dan LPG di Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara mulai meningkat pada September atau sejak dimulainya kegiatan perekonomian.
Rustam Aji, Unit Manager Communication, Relations, dan CSR MOR V Pertamina Jatimbalinus, mengatakan kenaikan konsumsi BBM disebabkan diberlakukannya adaptasi kebiasaan baru dengan protokol kesehatan.
“Dibukanya kembali kegiatan perekonomian dengan protokol kesehatan pencegahan Covid-19, cukup mengerek tren konsumsi bahan bakar," katanya seperti dikutip dalam rilis, Jumat (25/9/2020).
Adapun kenaikan konsumsi BBM jenis gasoline (premium, pertalite, pertamax, pertamax turbo) sebesar 18 persen dan BBM jenis gasoil (solar, biosolar, dexlite, Pertamina Dex) sebesar 60 persen dibandingkan Mei 2020 atau saat diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa daerah.
Tercatat pada Mei 2020, Pertamina mencatat rata-rata harian konsumsi BBM jenis gasoline sebesar 9.700 kl/hari dan BBM jenis gasoil sebesar 3.800 kl/hari.
“Sedangkan September ini, rata-rata harian penyaluran BBM di Jatim naik menjadi 11.500 kl/hari untuk gasoline dan 6.100 kl/hari untuk gasoil.
Baca Juga
Sementara kenaikan konsumsi menjelang akhir bulan September ini tercatat rata-rata harian sebesar 3.600 MT/hari naik 5 persen dibandingkan konsumsi Mei 2020 saat PSBB dengan rata-rata harian sebesar 3.400 MT/hari.
Rustam menambahkan, Pertamina pun berkomitmen untuk menyalurkan BBM dan LPG kepada masyarakat termasuk BBM tertentu dan penugasan sesuai kuota yang ditetapkan pemerintah.
"Seperti BBM subsidi jenis biosolar kuotanya 2,3 juta kl, dan BBM premium 1,4 juta kl," imbuhnya.