Bisnis.com, MALANG — Hotel Tugu Malang menawarkan kuliner dengan ciri khas dibungkus daun pisang, tradisi makanan bungkus daun Jawa kuna, pada momen Hari Kemerdekaan RI ke-75, upaya mempertahankan tradisi adiluhung para pendahulu.
Executive Assistant Manager Hotel Tugu Malang Crescentia Harividyanti mengatakan dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-75, Restoran Melati mengusung tema 8 Tradisi Makanan Bungkus Daun Jawa Kuna, mulai tanggal 15 – 31 Agustus 2020.
“Dipilihnya tema ini sebagai ajakan untuk kembali ke tradisi sambil memahami lebih dalam manfaat bungkus daun pisang yang ternyata mengandung banyak antioksidan,” ujarnya di Malang, Jumat (14/8/2020).
Selain manfaat kesehatan yang membuat makanan dibungkus daun pisang sangat tepat untuk dikonsumsi di masa pandemi ini, daun pisang juga merupakan sebagai pembungkus yang higienis karena tidak adanya getah serta seratnya rapat dan juga ramah lingkungan.
Bungkus daun yang sudah digunakan sejak zaman kerajaan yang merupakan tradisi Jawa yang tetap populer karena kegunaannya. Meski beberapa tipe sudah mulai tidak banyak digunakan sehingga yang membuat Hotel Tugu Malang terinspirasi untuk mengenalkan cerita ini kembali sesuai misi Tugu grup yang konsisten upaya-upaya pelestarian budaya Indonesia.
Terkenal akan kelezatan menu nusantara dengan rasa yang otentik, kata dia, Restoran Melati menyuguhkan berbagai pilihan makanan Indonesia yang dibungkus daun ala makanan Jawa kuno.
Salah satu menu khas yang disajikan adalah 4 Macam Botok Bungkus Tum yaitu Botok Ceker, Botok tahu Tempe Kemangi, Botok Lamtoro dan Botok Teri; dibungkus dengan gaya ‘tum’ yang biasanya digunakan untuk makanan yang tidak kering seperti botok.
Adapula Nasi Tempelang Merah Putih yang merupakan nasi merah dan putih bungkus ‘tempelang’ yang berbentuk seperti segitiga dengan ujung terbuka. Disajikan bersama ayam bumbu rujak, serundeng daging, telur, sambal goreng tempe, urapan sayur kebun, terik tahu dan telur puyuh, sambal dan peyek kacang yang disusun di sekeliling tempelang dalam bermacam-macam bentuk wadah daun pisang.
Pilihan lainnya, yakni Nasi Pinjung Lodeh Cumi Hitam yang dibungkus secara unik menggunakan metode pinjung yang menyerupai piramida. Lodeh cumi hitam ditempatkan di bagian ujung pinjung, di atas nasi , dengan saus gurih yang menyelimuti nasi.
“Menu ini disajikan dengan sambal udang buncis muda, ikan teri Tuban, serundeng, kacang goreng, telur asin dan kerupuk puli,” ucapnya.
Selain itu terdapat pula Nasi Lodeh Ikan Jambal Dalam Takir yang terinspirasi cerita unik di masa lalu tentang asal muasal lodeh. Pada saat terjadi wabah, tradisi orang-orang Jawa mempercayai bahwa lodeh merupakan makanan penolak bala.
Nasi Lodeh Ikan Jambal Dalam Takir terdiri dari sayur mayur bergizi ini disajikan di dalam wadah takir, yang bentuknya menyerupai mangkuk berbentuk persegi panjang, dilengkapi dengan sambal, udang goreng kering, bakwan jagung, krupuk puli dan nasi tempelang.
Selain empat menu di atas, menu-menu yang dapat dinikmati adalah Nasi Bungkus Takir Merah Putih Dengan 7 Macam Lauk jawa, Nasi jagung Pincuk Madura, Pepesan Ikan Patin Daun Singkong, Udang Windu Bungkus Daun, Nasi bakar krengsengan Iga Sapi Kacang Tolo, Nasi Bakar Ayam Bumbu taliwang.
Sajian makanan penutup seperti Es Buah Lontar dalam takir, Lupis Ketan Pincuk Bungkus Sumpil, Tum Bongko Pisang Raja Dengan Kelapa Muda, serta 7 macam jajan pasar disajikan di dalam ‘sudi’yang berbentuk seperti mangkuk dengan kerucut ditengahnya.(K24)