Bisnis.com, SURABAYA - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta koperasi di Jawa Timur mempercepat transformasi layanan digital guna menghadapi era new normal.
"Koperasi harus berpacu dengan situasi ini, jangan sampai terlambat. Segera beradaptasi ke layanan digital, " katanya dalam rilis, Minggu (12/6/2020).
Dia mengatakan pandemi Covid-19 memang membawa banyak perubahan kebiasaan di tengah masyarakat, di antara peredaran uang kartal yang terus melambat akibat masyarakat beralih ke uang digital, termasuk mulai banyak memanfaatkan fasilitas belanja online.
"Perubahan kebiasaan ini juga merupakan respons atas anjuran pemerintah untuk membatasi aktivitas di luar rumah guna menekan penyebaran Covid-19," katanya.
Menurutnya, pandemi Covid-19 harus dijadikan momentum bagi koperasi untuk masuk kedalam ekosistem digital. Apalagi, kesadaran masyarakat dan konsumen mengenai higienitas juga makin tinggi sehingga pembenahan koperasi dengan digitalisasi merupakan upaya nyata untuk memperkuat daya saing mereka agar bisa masuk ke pasar yang lebih luas dan modern.
Khofifah mengakui, memang tidak mudah melakukan perubahan secara cepat. Namun, dia optimistis koperasi di Jatim mampu melakukan hal tersebut karena merupakan tuntutan wajib di era sekarang.
Baca Juga
Khofifah menambahkan, bagi roda perekonomian Jatim, koperasi dan UMKM memegang peranan sangat penting. Lebih dari 50 persen produk domestik regional bruto (PDRB) Jatim disumbang oleh koperasi dan UMKM. Jumlah koperasi aktif di Jatim tercatat ada sebanyak 21.000 koperasi dan 9,78 juta UMKM.
"Jadi memang potensi koperasi di Jatim ini sangat luar biasa. Tidak ada pilihan lain selain sesegera mungkin bangkit dan beralih seluruh aktivitas ke ranah digital. Agak gagap diawal adalah hal biasa. Intinya, koperasi harus adaptif, kreatif, inovatif, dan kolaboratif," imbuhnya.
Dalam momen peringatan Hari Koperasi Nasional ke 73 tahun 2020 ini, Khofifah juga mengajak pelaku koperasi dan UMKM untuk mencari celah dan menangkap berbagai peluang baru ditengah pandemi Covid-19.
Khususnya koperasi yang bergerak di sektor riil seperti koperasi produksi, jasa, pemasaran dan sektor riil lainnya. Langkah ini, lanjut Khofifah menjadi salah satu strategi bagi koperasi untuk tetap eksis ditengah pandemi dan persaingan global.
"Banyak peluang yang bisa ditangkap dan dieksekusi sehingga bisa memperoleh peluang berlipat. Koperasi harus buat produk baru yang dibutuhkan oleh pasar. Jemput bola, jangan tunggu bola datang," tuturnya.
Khofifah berharap Koperasi dapat berperan menjadi buffer (penyangga) kekuatan ekonomi bangsa Indonesia dengan menjadi jaring penyelemat UMKM-UMKM agar bisa bangkit dari keterpurukan akibat pandemi Covid-19.