Bisnis.com, SURABAYA - Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak menjelaskan indikator kesuksesan pengendalian Covid-19 di Jawa Timur.
Indikator utama tentu fakta epidemiologi. Hanya saja ini bukan hanya soal kurva melandai. Sebab kurva yang melandai itu bukan hanya soal yang dilakukan sekarang, tetapi budaya apa yang akan dilakukan nanti.
"Jangan mengejar turun kasusnya, budaya baru yang mau dibangun akan lestasi itu paling penting," jelasnya Emil dalam Webinar Bank Indonesia, Rabu (27/5/2020).
Emil menjelaskan soal budaya baru tersebut dalam konteks Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam rangka pengendalian Covid-19. Sebagai pemimpin daerah, jajarannya kerap menerima masukan kenapa pelaksanaan pembatasan terkesan tidak ketat.
Hanya saja dalam webinar terungkap pola PSBB di pusat-pusat epidemi Covid-19 merambat ke daerah pinggiran. Kekhawatiran memunculkan aksi blokade jalan. Kondisi ini menyulitkan hidup masyarakat dan bisnis di daerah rural.
Seperti diketahui, Jawa Timur dengan 38 kabupaten/kota mencatat 3.939 kasus positif Covid-19 per Selasa, 26 Mei 2020. Dari jumlah tersebut Surabaya tercatat 2.118 kasus, Sidoarjo 542 kasus dan Kab. Gresik 134 kasus. Ketiga wilayah ini menjalankan PSBB.
Baca Juga
Emil menjelaskan Pemprov Jatim yang memiliki 195 personel Satpol PP tentu tidak bisa menggunakan pendekatan tindakan tegas ke 38 kabupaten/kota. Oleh karenanya, menghadapi Covid-19 menuntut budaya baru yang menerapkan pola hidup sehat.
Budaya yang mengadopsi gaya hidup sehat dituntut diterapkan di bidang industri, sosial kemasyarakatan, lingkungan keluarga hingga personal. Semua itu bagian dari adaptasi menghadapi Covid-19. Adaptasi yang baik pada akhir bisa kembali memutar roda perekonomian dengan pola baru.
Dia memisalkan cafe dan restoran serta katering yang terimbas PSBB berubah melayani pesta skala kecil maupun komunitas. Transportasi penumpang bertransformasi melayani pengiriman barang. Industri baru bidang farmasi dan kesehatan terpacu pertumbuhannya.