Bisnis.com, SURABAYA – Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur merilis pertumbuhan ekonomi di Jatim pada 2019 mencapai 5,52 persen lebih tinggi dari pertumbuhan nasional yang hanya 5,02 persen.
Kepala BPS Jatim, Dadang Hardiwan mengatakan pertumbuhan ekonomi Jatim tersebut didorong oleh sisi produksi dengan pertumbuhan tertinggi adalah terjadi pada lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum yakni 7,85 persen, disusul jasa kesehatan dan kegiatan sosial 7,55 persen.
“Sedangkan dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi kita didorong oleh pengeluaran konsumsi lembaga non profit yang melayani rumah tangga (LNPRT) 5,97 persen, diikuti PMTB atau investasi 4,92 persen dan pengeluaran konsumsi rumah tangga 4,81 persen,” jelasnya saat paparan rilis, Rabu (5/2/2020).
Baca Juga
Adapun perekonomian Jatim berdasarkan besaran PDRB atas dasar harga berlaku 2019 mencapai Rp2.352,43 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp1.650,14 triliun.
Dia mengatakan kondisi pertumbuhan ekonomi Jatim pada 2019 tersebut dinilai cukup baik, dibandingkan 2 tahun terakhir yakni pada 2016 tercatat 5,50 persen, lalu pada 2017 sempat tercatat 5,46 persen.
“Pertumbuhan yang cukup siginfikan ini karena Jatim itu mengandalkan konsumsi rumah tangga yang sharenya mencapai 59 persen. Jadi kalau konsumsi rumah tangga bagus, maka pertumbuhan ekonomi juga bagus, di samping itu ada pembangunan infrastruktur yang massif,” imbuhnya.