Bisnis.com, SURABAYA – Pengusaha di Jawa Timur akan mencari alternatif impor bahan baku industri dari negara lain menyusul adanya penutupan akses impor/ekspor dengan China akibat penyebaran virus Corona.
Ketua Forum Komunikasi Asosiasi Pengusaha (Forkas) Jawa Timur, Nur Cahyudi mengatakan dengan kondisi tersebut, pengusaha terpaksa harus mencari alternatif lain agar industri yang selama ini ketergantungan bahan baku impor tetap bisa jalan.
“Tapi untuk mencari alternatif impor negara lain ini butuh waktu. Begitu juga dengan ekspor kita sehingga ekonomi kita bisa stuck sampai akhir Maret, karena ini tidak hanya di Indonesia tapi juga secara global,” jelasnya kepada Bisnis, Selasa (4/2/2020).
Selain mencari bahan baku dari negara lain, lanjut Nur, industri juga harus mencari pasar ekspor alternatif, dan juga memperkuat pasar domestik ketika ekspor barang/produk ke China terhambat.
Menurut Nur, kebijakan penutupan akses dari dan ke China akibat penyebaran virus itu otomatis dapat mengganggu kinerja ekonomi, terutama industri pariwisata mulai dari hotel, restoran dan transportasi.
Berdasarkan data BPS Jatim, total nilai impor Jatim selama 2019 mencapai US$23,34 miliar. Dari jumlah tersebut, China menyumbang impor barang non migas terbesar di Jatim dengan kontribusi 31,02 persen dari total impor non migas, disusul negara Amerika Serikat 6,9 persen, Thailand 5,19 persen.
Baca Juga
Diketahui pemerintah Indonesia menutup akses dari dan ke China dampak kian merebaknya virus Corona. Pendatang dari negara tersebut untuk sementara tidak diperbolehkan masuk dan transit di Indonesia. Hal ini berlaku bagi siapapun yang telah berada di China selama 14 hari.
Langkah Indonesia ini mengikuti beberapa negara yang telah lebih dulu memberlakukan larangan masuk bagi warga China untuk mengantisipasi penyebaran virus corona, di antaranya adalah Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru, Malaysia, dan Singapura.
Penerbangan langsung dari dan menuju ke sana akan mulai ditutup sementara mulai Rabu (5/2/2020) pukul 00.00 WIB.