Bisnis.com, MAGETAN - Program PKT BISA berhasil meningkatkan produktivitas pertanian secara signifikan, dengan capaian total produksi mencapai 70 ton padi pada lahan seluas 10 hektare, 5 ton kacang pada lahan 1,1 hektare, dan 81 ton jagung pada lahan 8 hektare. Keberhasilan program PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) ini ditandai dengan panen raya yang digelar di Dusun Babadan, Desa Kepuhrejo, Kecamatan Takeran, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Selasa (20/5/2025).
Direktur Utama Pupuk Kaltim Budi Wahju Soesilo, mengungkapkan program PKT BISA yang merupakan singkatan dari Pertanian Kompos Terpadu untuk Babadan Inovatif dan Sejahtera merupakan wujud nyata keseriusan Pupuk Kaltim dalam membangun ekosistem pertanian berkelanjutan, guna mendukung ketahanan pangan nasional. Melalui program ini, petani diberikan berbagai kemudahan akses dari hulu hingga hilir, yang meliputi permodalan, bibit unggul, pupuk berkualitas, asuransi pertanian, hingga kepastian off taker untuk menyerap hasil panen.
Panen ini adalah periode panen kedua dari kemampuan empat kali panen dalam 1 tahunnya. Melalui pendampingan PKT BISA, kelompok Babadan Makmur turut berhasil meningkatkan intensitas tanam padi dari tiga kali menjadi empat kali dalam satu tahun, sebagai capaian luar biasa yang menunjukkan inovasi dengan pendampingan tepat mampu mengubah wajah pertanian desa menjadi lebih produktif dan berdaya saing.
Program pendampingan PKT BISA melibatkan berbagai stakeholder terkait, yang diawali serangkaian peningkatan kapasitas petani hingga bantuan permodalan, pendampingan pengolahan tanah, serta penanganan persoalan hama tanaman. Khusus di Dusun Babadan, program ini mengintegrasikan lima kelompok tani meliputi pertanian, peternakan, perikanan, kompos, serta UMKM dan Ibu Milenial.
"Dengan dukungan PKT BISA, produktivitas jagung petani meningkat signifikan dari rata-rata 1,3 ton per lahan, menjadi 2,3 ton bahkan 2,5 ton per lahan. Keberhasilan ini menjadi langkah nyata kami untuk turut serta mewujudkan swasembada pangan," ucap Budi.
Soesilo juga mendorong kerja sama dengan Koperasi Merah Putih yang sedang direncanakan oleh pemerintah sehingga dapat menjadi embrio dalam pengembangan desa utamanya di sektor pertanian. Soesilo optimis, jika kolaborasi ini terus berjalan, petani di Magetan bisa menjadi contoh sukses bagi desa-desa lain di seluruh Indonesia.
“Kami siap bekerja sama dan berkolaborasi. Harapannya, desa ini bisa menjadi percontohan pertanian terpadu nasional,” tuturnya.
Hal ini juga wujud pemberdayaan Pupuk Kaltim, agar program peningkatan produktivitas pertanian turut memberi manfaat bagi masyarakat, khususnya peningkatan ekonomi dan kesejahteraan petani. Mengingat penguatan kapasitas petani dalam mendukung program tersebut perlu disiapkan secara matang, baik melalui pendampingan intensif maupun akses terhadap teknologi pertanian terkini.
"Sinergi ini diharapkan tidak hanya pada komoditas jagung, tetapi juga komoditas lain seperti padi dan kacang. Melalui kolaborasi yang kuat, harapan swasembada pangan nasional dapat semakin ditingkatkan," terang Budi.
Winarto, Pj Sekda Kabupaten Magetan, menyambut baik kolaborasi ini. Ia menyebut Babadan sebagai contoh nyata bagaimana ilmu dan teknologi mampu mendongkrak potensi pertanian lokal. “Ini kolaborasi luar biasa. Kami tak ingin berhenti di sini. Struktur alam Magetan yang beragam memberi peluang pengembangan program ini di wilayah lain. Semoga bisa jadi inspirasi di seluruh Indonesia,” tegasnya.
Winarto juga menekankan pentingnya Koperasi Merah Putih sebagai wadah pemberdayaan petani. "Koperasi Merah Putih ini saya titip untuk segera terwujud. Harus bener-bener sudah berdiri di desa-desa kita. Tentang teknis-teknis, bagaimana permodalannya, sudah ada strategi tertentu," tambahnya.
Mewakili petani Dusun Babadan, Bambang Hendro Kusworo, menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Pupuk Kaltim yang selama ini telah membina dan memberdayakan para petani dalam peningkatan produktivitas pertanian. Melalui program PKT BISA, aktivitas petani semakin optimal dalam menghasilkan produk pertanian berkualitas dan bernilai tambah.
"Program PKT BISA ini memang telah memberikan manfaat yang sangat besar bagi kami. Dengan adanya program ini, kami diberi kesadaran bahwa cara bertani yang baik dan benar adalah kunci utamanya di olah lahan dengan menggunakan organik kompos. Karena selama ini posisi tanah di Babadan itu sudah sangat sakit karena terlalu banyak menumpuk bahan kimia," ungkapnya.
Bambang juga menjelaskan bagaimana program ini telah menciptakan integrasi yang bagus di antara kelompok-kelompok yang ada di Babadan. "Kami punya 5-6 kelompok, yakni pertanian, peternakan, perikanan, kompos, dan UMKM. Ini terjadi sinergisasi dari semua komponen. Dari hasil pertanian berupa jagung akan dipakai oleh kelompok peternakan untuk bahan-bahan ternak. Untuk limbahnya, seperti klobot jagung, diolah menjadi silase," jelasnya.
Produk UMKM dari Babatan Makmur bahkan sudah menembus pasar internasional. "Produk kita seperti stik lele dan kerupuk lele sudah sampai ke Kalimantan, Taiwan, dan Arab Saudi melalui teman-teman TKW," pungkasnya.