Bisnis.com, SURABAYA – PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X terus mengoptimalkan potensi produksi listrik dari exess power atau ampas tebu di 3 pabrik gula (PG) yang dimiliki guna mendukung program energi baru terbarukan (EBT).
Direktur Utama PTPN X, Dwi Satriyo Annurogo mengatakan saat ini perseroan sudah merealisasikan perjanjian jual beli listrik dari exess power PG Pesantren Baru Kediri kepada PT PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Timur untuk masa kontrak 2 tahun.
“Dari PG Pesantren Baru Kediri ini, kami dapat menghasilkan listrik hingga 3 MW. Nah ini bagian dari upaya kami dalam melakukan diversifikasi produk, yang bukan hanya menghasilkan gula tetapi juga listrik,” jelasnya, Senin (3/2/2020).
Selain PG Pesantren Baru yang memiliki kapasitas produksi 6.250 ton cane per day (TCD), lanjutnya, 2 PG lain yang dikelola PTPN X juga memiliki potensi produksi listrik, seperti PG Gempolkrep Mojokerto berkapasitas produksi gula 7.200 TCD dengan potensi menghasilkan listrik 8 MW, dan PG Kremboong Sidoarjo berkapasitas 2.500 TDC juga berpotensi menghasilkan listrik 3 MW – 4 MW.
“Mudah-mudahan 2 tahun lagi PG di PTPN X seperti Gempolkrep sudah bisa produksi listrik, karena Gempolkrep sudah revitalisasi dengan kita ajukan 8 MW, begitu juga dengan PG Krembung,” ujarnya.
Adapun listrik dari PG Pesantren Baru ini hanya diproduksi rerata 135 hari atau 4 bulan lebih atau selama musim giling berlangsung. Listrik yang dijual kepada PLN ini nantinya akan dimanfaatkan masyarakat di Kediri.
Baca Juga
Dwi menambahkan, produksi listrik ini diharapkan bisa mendorong efisiensi perusahaan dan meningkatkan revenue. Diperkirakan revenue dari penjualan listrik sebesar 3MW ini mencapai Rp3 miliar.
“Memang ini masih awal, jadi kontribusi penjualan listrik ini masih kecil tambahannya Rp3 miliar, sedangkan total revenue dari gula kan mencapai sekitar Rp1,7 triliunan. Namun setidaknya pendapatan tambahan ini memberikan benefit kepada petani sebagai mitra kami, ” imbuhnya.
GM PLN IUD Jatim, Bob Saril menambahkan, harga jual yang ditentukan oleh Kementerian ESDM untuk pembangkit listrik tenaga biomassa ini adalah Rp545/kwh. Menurutnya, kehadiran listrik dari biomassa atau ampas tebu ini menjadi sesuatu yang baru dan perlu terus dikembangkan.
“Apalagi pada 2025, pemerintah punya target sebesar 23 persen energi itu berasal dari EBT seperti matahari, angin, dan air, termasuk dari biomassa. Potensi-potensi energi baru ini semuanya akan kita tampung untuk kami beli dan dijual ke masyarakat,” imbuhnya.