Bisnis.com, SURABAYA — PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X mulai merambah segmen pasar produk cerutu kelas premium dengan memproduksi sebanyak 9.000 batang per bulan dengan sasaran ekspor ke Eropa dan Amerika Serikat.
Direktur Utama PTPN X, Dwi Satriyo Annurogo mengatakan sebelum memulai produksi cerutu bermerek Golden Boy tersebut, perseroan telah lebih dulu melakukan survei kepada penikmat cerutu untuk menentukan kualitas yang bersaing dengan produk-produk internasional.
"Prosesnya menciptakan produk cerutu ini tidak sebentar. Kami survei dulu ke penikmat cerutu, mana yang high class, middle dan low class sampai bisa menemukan formula dengan level yang high class. Salah satunya kami menggandeng musisi jazz penikmat cerutu seperti Idang Rasjidi," jelasnya seusai launching cerutu Golden Boy, Kamis (2/1/2020).
Dia mengatakan selama ini PTPN X sudah memproduksi cerutu dari hasil tanaman tembakaunya. Hanya saja, pasar yang dibidik hanya di segmen lokal. Awal tahun ini, merupakan pertama kalinya perseroan menekuni segmen premium dengan harga jual sekitar Rp1 juta - Rp2 juta/batang.
"Kami mau menekuni produk premium ini bersama dengan koperasi karyawan PTPN X karena tren pasar internasional cukup diminati, dan meskipun kompetitor di luar negeri cukup banyak tapi kami optimistis Golden Boy bisa sejajar dengan produk luar seperti dari Kuba," ujarnya.
Dwi menjelaskan, untuk bahan baku produk cerutu premium ini 100% menggunakan bahan dan tembakau lokal asli Jember. Sedangkan investasi mesin yang dibutuhkan dalam memproduksi cerutu premium tidak besar tetapi lebih mengutamakan keahlian pekerja mengingat cerutu merupakan produk handmade.
Baca Juga
"Kalau untuk cerutu SDM nya tidak banyak hanya 50 orang karena yang dibutuhkan adalah kualitas produk. Namun secara total pekerja dari kebun tembakau sampai produksi cerutu milik PTPN X ada 17.000 pekerja," imbuhnya.
Adapun produksi tanaman tembakau PTPN X pada 2019 tercatat 510 ha yang mampu menghasilkan 9,5 ton/ha daun basah dengan tingkat rendemen 9%. Dari produksi tembakau tersebut, perseroan selama ini menghasilkan produk cerutu 500.000 batang/tahun di pasar lokal maupun wisatawan asing yang datang.
Pada 2020, tanaman tembakau perseroan diproyeksikan meningkat menjadi 514 ha, yang sebanyak 30% dari produksi tembakaunya akan digunakan sebagai bahan baku cerutu premium. Selama ini, produk tembakau telah berkontribusi sekitar 15% dari total revenue perseroan.
Dwi menambahkan, tahap pertama pemasaran akan dilakukan dengan menggandeng komunitas cerutu untuk mengenalkan Golden Boy. Rencananya, pada Juli mendatang juga akan mengikuti pameran luar negeri.