Bisnis.com, MALANG - Bank Indonesia (BI) Malang mewaspadai inflasi dapat terkerek menjelang akhir tahun, yakni di momentum Natal dan akhir Tahun Baru di Kota Malang.
Kepala Perwakilan BI Malang Azka Subhan Aminurridho mengatakan pada penghujung tahun saat Natal dan Tahun Baru ancaman inflasi yang bersifat musiman bakal terjadi dan perlu diantisipasi.
"Dengan kondisi saat ini yang yang deflasi tipis mudah-mudahan bisa menjaga inflasi sampai dengan akhir tahun," katanya di Malang, Senin (4/11/2019).
Kota Malang di Oktober mencatatkan deflasi sebesar -0,04% (mtm) dengan andil deflasi berasal dari koreksi harga sejumlah komoditas bahan makanan seperti telur ayam ras, cabai rawit, dan daging ayam ras.
Turunnya harga komoditas bahan makanan seperti telur ayam ras karena produksi ayam petelur melimpah. Turunnya harga cabai rawit disebabkan oleh ketersediaan pasokan meskipun belum banyak daerah sentra cabai rawit yang panen. Perdagangan antardaerah sebagai upaya pengendalian inflasi mampu memenuhi ketersediaan stok di pasaran.
Sementara itu, masih berlanjutnya penurunan harga daging ayam ras karena harga anak ayam umur sehari Day Old Chick (DOC) yang rendah sehingga terjadi over supply.
Secara rinci, inflasi Oktober -0,04% (mtm); 1,41% (ytd); dan 2,45 (yoy). Lima besar inflasi pada Oktober, yakni angkutan Udara (0,09%),
Obat dengan Resep (0,03%), rokok kretek filter (0,01%), bayam (0,01%), dan batu bata (0,01%).
Lima komoditas yang mengalami deflasi, yakni telur ayam ras (-0,06%) cabai rawit (-0,05%), daging ayam ras (-0,04%), emas perhiasan (-0,03%), pisang (-0,01%).