Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Nilai Inflasi Kota Malang pada April Masih dalam Rentang Sasaran

Bank Indonesia (BI) menekankan inflasi Kota Malang pada April 2025 yang mencapai 1,07% tercatat masih terkendali dalam rentang sasaran.
Bank Indonesia (BI) menekankan inflasi Kota Malang pada April 2025 yang mencapai 1,07% tercatat masih terkendali dalam rentang sasaran. / Freepik
Bank Indonesia (BI) menekankan inflasi Kota Malang pada April 2025 yang mencapai 1,07% tercatat masih terkendali dalam rentang sasaran. / Freepik

Bisnis.com, MALANG — Bank Indonesia (BI) menekankan inflasi Kota Malang pada April 2025 yang mencapai 1,07% tercatat masih terkendali dalam rentang sasaran. 

Kepala Perwakilan BI Malang, Febrina, mengatakan hal ini tidak terlepas dari koordinasi solid yang dilakukan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) yang diwujudkan melalui sinergi kolaboratif dalam pengendalian inflasi.

Beberapa langkah yang dilakukan di antaranya, rapat koordinasi TPID pada 24 dan 28 April 2025 dalam rangka persiapan acara demo masak produk pangan olahan alternatif beras dan tepung bersama TP PKK Kota Malang yang akan diselenggarakan pada Mei 2025.

Selain itu TPID juga melakukan pemantauan harga bahan pangan pokok selama April 2025.

"Juga, rakor rutin mingguan pengendalian inflasi bersama Kemendagri pada 14, 21, dan 28 April 2025, serta penguatan pantauan harga komoditas melalui Mbois Stat, dan Siskaperbapo," ucap Febrina, Senin (5/5/2025).

Dia menegaskan, berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Malang pada bulan April 2025 mengalami inflasi bulanan sebesar 1,07% month-to-month (mtm), lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 1,38% (mtm). 

Dengan capaian tersebut, Kota Malang mengalami inflasi tahunan sebesar 1,49% year-on-year (yoy). Inflasi IHK pada April 2025 terutama didorong oleh kenaikan harga kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Lainnya dengan andil 1,11% (mtm).

Berdasarkan komoditas penyebabnya, inflasi terbesar Kota Malang didorong oleh kenaikan tarif listrik, kenaikan harga komoditas emas perhiasan, bawang merah, santan jadi, dan labu siam/jipang masing-masing dengan andil 1,11%, 0,18%, 0,04%, 0,03% dan 0,02% (mtm). 

Kenaikan harga tarif listrik terjadi sejalan dengan normalisasi pembayaran tagihan listrik khususnya pelanggan pasca bayar setelah menikmati diskon hingga 50% untuk pemakaian Januari dan Februari 2025 (tagihan dibayarkan pada Februari dan Maret 2025).

Sementara kenaikan harga bawang merah disebabkan oleh relatif tingginya curah hujan yang menyebabkan produksi hortikultura kurang optimal.

Kenaikan harga santan jadi disebabkan oleh peningkatan permintaan ekspor kelapa, sehingga terjadi kelangkaan pasokan dalam negeri. Sementara itu kenaikan harga labu siam/jipang disebabkan oleh peningkatan permintaan.

Inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh penurunan harga komoditas cabai rawit, daging ayam ras, telur ayam ras, cabai merah, dan bensin dengan andil deflasi masing-masing -0,14%, -0,12%, -0,06%, -0,05%, dan -0,03% (mtm).

"Penurunan harga cabai rawit, daging ayam ras, telur ayam ras, dan cabai merah seiring pasokan yang memadai pasca-Ramadan dan Idulfitri. Adapun penurunan harga bensin disebabkan oleh penurunan harga bensin nonsubsidi akibat kebijakan pemerintah," kata dia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Choirul Anam
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper