Bisnis.com, SURABAYA — Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak masih optimistis terhadap ekonomi Jatim yang akan tumbuh lebih baik sampai kuartal IV/2023.
Meski di kuartal III/2023 ekonomi Jatim tampak melambat yakni 4,86% (year on year/yoy), sedangkan pada kuartal sebelumnya bisa mencapai 5,25% (yoy), tetapi menurut Emil pertumbuhan ekonomi Jatim ini harus dilihat secara keseluruhan.
“Kalau mau melihat ekonomi Jatim yang sesungguhnya harus dibaca ramai-ramai, tidak hanya kuartal III/2023 dibandingkan kuartal sama tahun lalu, tetapi juga pertumbuhan di sepanjang tahun dari Januari - September 2023 dan juga kuartal per kuartal,” katanya dalam FGD Transformasi Industri Maritim 4.0 di Surabaya, Senin (13/11/2023).
Dia memaparkan, pertumbuhan ekonomi Jatim secara kuartal per kuartal (q to q) mampu mencapai 1,79%. Sedangkan pertumbuhan sepanjang Januari - September mencapai 5,02%.
Secara q to q, pertumbuhan Jatim justru lebih tinggi dibandingkan daerah lain yang berada di bawah 1,79%, misalnya Jateng 1,03%, Jabar 0,51%, DI Yogyakarta 0,23%, DKI Jakarta 0,21%, dan Banten 0,73%,” ujarnya.
Emil mengatakan, kondisi pertumbuhan ekonomi Jatim dan Indonesia secara keseluruhan ini telah mematahkan isu bahwa 2023 merupakan tahun yang suram karena berbagai negara maju mengerem situasi untuk menahan inflasi.
Baca Juga
“Tapi ternyata kita masih bisa menjaga pertumbuan di angka 5,02% (kumulatif/ c to c),” imbuhnya.
Dia menyebutkan, sebaran pertumbuhan ekonomi Jatim menurut lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan bagus di antaranya seperti industri pengolahan tumbuh 4,07%, perdagangan 5,5% dan sektor akomodasi dan makanan minuman tumbuh 5,6%. Ketiga sektor ini pun didorong oleh tingkat konsumsi rumah tangga yang juga tumbuh bagus.
“Akomodasi dan mamin ini adalah sektor jasa seperti restoran, pariwisata, nah ini sektor penting sekali untuk ekonomi Jatim. Makanya kita berupaya untuk mendorong produktivitasnya. Kita juga mendorong konsumsi dalam negeri, seperti BUMN/BUMN sekitar 30% space belanjanya untuk produk UMKM, dan di kita harus belanja at least 40% untuk produk dalam negeri,” imbuhnya.