Bisnis.com, MALANG— Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penyaluran kredit perbankan di Malang sampai dengan September 2023, telah mencapai Rp89,58 triliun atau meningkat sebesar 12,57% year-on-year (yoy).
Kepala Kantor OJK Malang Sugiarto Kasmuri mengatakan, dari total penyaluran kredit tersebut, kredit investasi mencatatkan pertumbuhan tertinggi sebesar 36,65% yoy. Dia menuturkan, fungsi intermediasi perbankan berjalan normal dalam menopang perekonomian baik dari sisi perkreditan (pembiayaan) maupun dari sisi penghimpunan dana.
“Di sisi jenis kepemilikan bank, pertumbuhan kredit dan/atau pembiayaan tertinggi dicatat oleh BPRS [bank pembiayaan rakyat syariah] yang tumbuh sebesar 14,9% yoy dan disusul dengan bank umum syariah yang tumbuh sebesar 12,73% yoy,” katanya, Jumat (10/11/2023).
Dari sisi penghimpunan dana, kata Sugiarto, juga tumbuh sebesar 4,64% yoy menjadi sebesar Rp94,16 triliun. Pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang termoderasi, antara lain karena meningkatnya konsumsi masyarakat dan kebutuhan investasi korporasi pascapencabutan status pandemi Covid-19.
Menurut dia, kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio kredit macet atau nonperforming loan (NPL) perbankan per September 2023 sebesar 2,47% yoy atau menurun 0,55% yoy.
Seiring normalisasi kegiatan bisnis pasca pencabutan status pandemi Covid-19, jumlah kredit restrukturisasi melanjutkan penurunan dengan rasio loan at risk mencapai 8,83% atau menurun 3,48% yoy.
Baca Juga
Penyaluran kredit dan/atau pembiayaan di wilayah kerja OJK Malang masih tertuju kepada tiga sektor ekonomi utama, yaitu perdagangan besar dan eceran (Rp19,19 triliun; porsi 21,42% persen), industri pengolahan (Rp16,30 triliun; porsi 18,19%), dan untuk pemilikan peralatan rumah tangga lainnya (termasuk pinjaman multiguna) (Rp14,24 triliun; porsi 15,89%).
Di sisi lain, dia menegaskan sektor ekonomi dengan tingkat kredit dan/atau pembiayaan bermasalah tertinggi adalah untuk pemilikan ruko atau rukan (11,76%), perikanan (6,13%), dan perantara keuangan (5,93%).
“Otoritas Jasa Keuangan Malang menilai sektor jasa keuangan di wilayah kerja OJK Malang sampai dengan September 2023 dalam kondisi stabil dengan pertumbuhan positif, likuiditas yang memadai dan tingkat risiko yang terjaga,” ucapnya.
Ekonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Joko Budi Santoso menilai kinerja positif intermediasi perbankan, baik dari sisi penghimpunan dana maupun penyaluran kredit, menunjukkan bahwa meski suasana politik menghangat, tidak berpengaruh pada perekonomian.
Dengan mulai gencarnya sosialisasi para caleg, kata dia, memberikan suntikan akselerasi pertumbuhan ekonomi di penghujung tahun 2023. Kondisi ini juga mendorong peningkatan kebutuhan pendanaan dari sektor perbankan untuk pembiayaan proses politik dari para caleg melalui penyaluran kredit investasi maupun bentuk kredit lainnya.
“Selain itu, geliat bisnis di sektor riil yang terus menguat juga mendorong tingkat penyerapan kredit investasi mengalami peningkatan. Dengan situasi ekonomi yang relatif stabil, tingkat kredit macet juga semakin mengalami perbaikan karena aktivitas bisnis yang kembali normal pascapandemi,” ujar Joko yang juga Peneliti Senior Pusat Penelitian Kebijakan Ekonomi FEB UB itu (K24).