Jelajah Properti Jatim, Pasar Rumah Premium di Malang Bisa Terkontraksi

Bisnis.com, MALANG — Pasar rumah premium kelas atas di Malang berpotensi mengalami kontraksi menjelang momen Pemilu.

Marcomm PT Buanakarya Adi Mandiri, pengembang perumahan Permata Jingga di Kota Malang dan Grand Permata Jingga di Pakis, Kab. Malang, Adif Djakfar Maulana, mengatakan seperti penjualan di dua perumahan tersebut sempat mengalami perlambatan pada beberapa bulan terakhir.

“Dengan menggenjot promosi lewat berbagai platform, alhamdulillah penjualan kembali terdongkrak naik,” ujarnya, Selasa (26/9/2023).

Strategi lain, kata dia, penjualan perumahan tersebut tidak melulu menyasar warga Malang, melainkan nasional. Terutama untuk Permata Jingga yang pemiliknya banyak yang berasal dari Jakarta dan Kalimantan, sedangkan Grand Permata Jingga kebanyakan warga Jatim.

Penjualan dengan menyasar konsumen di luar Malang menjadi memungkinkan dengan semakin baiknya sektor transportasi. Terutama dengan adanya tol yang sudah sampai ke Malang.

Keuntungan lain, kata Adif, penghuni perumahan banyak dihuni berbagai komunitas yang terkoneksi seperti pengusaha dan lainnya. Di Grand Permata Jingga, banyak dihuni dokter. Lokasi yang berada di tengah serta posisi Malang sebagai Kota Pendidikan juga mendukung penjualan. Banyak konsumen yang membeli rumah untuk ditempati anak-anak mereka yang tengah kuliah di Malang.

“Tapi di tahun politik, sulit menggenjot penjualan rumah karena karakteristik konsumen biasanya menahan diri untuk membeli rumah. Itu tren umum,” ucapnya.

Sementara dari sisi fasilitas perumahan yang dibangun sudah lengkap, lingkungan hijau sudah terbangun, ada fasilitas olahraga, sentra bisnis, dan lainnya.

Secara umum, kata dia, penjualan rumah premium tidak menggembirakan tahun ini karena pada awal dibayangi isu resesi. Di Permata Jingga, masih ada rumah yang tersedia, yakni di klaster Deira dan Zahara. 

Konsep di Diera mengedepankan gaya modern dan futuristik, sedangkan di klaster Zahara juga dijual rumah yang dilengkapi kolam renang. “Di Diera, dari 49 unit rumah yang disediakan, tersisa 3 unit, sedangkan di Zahara dari 20 unit yang disediakan, tersisa 2 unit. Di Grand Permata Jingga, dari dari 14 unit yang dibangun, tersisa 9 unit,” ujarnya.

Adapun dari sisi harga, rumah kluster Andalusia type 123 Grand Permata Jingga dibanderol Rp1,9 miliar/unit. Sementara unit di Diera Permata Jingga dibanderol Rp2,2 miliar sampai Rp2,7 miliar. Rumah di klaster Zahara Permata Jingga berkisar Rp2,8 miliar-Rp3,9 miliar.

Dia meyakinkan, baik di Permata Jingga maupun di Grand Permata Jingga akan dikembangkan klaster baru karena lahannya masih ada. Namun pengembangan klaster itu masih dalam tahap perizinan. Selain itu masih direncanakan. “Yang jelas pengembangan klaster di Permata Jingga mendekati klaster yang sudah dibangun paling akhir, yakni dekat Zahara. Tapi rumah tipe berapa serta desain seperti apa, masih belum ditetapkan,” ucapnya.(K24)

Perbesar