Bisnis.com, MALANG — Penyaluran KUR di wilayah kerja KPPN Malang menembus Rp1,67 triliun, sedangkan tertinggi di Kab. Malang yang mencapai Rp1,03 triliun pada posisi Mei 2023.
Kepala KPPN Malang, Rintok Juhirman, mengatakan penyaluran KUR sebesar Rp1,67 triliun di Kota Malang, Kabupaten Malang, Kota Batu, Kota Pasuruan, dan Kabupaten Pasuruan diperuntukkan 29.935 debitur.
“Kabupaten Malang merupakan yang terbesar proporsi penyaluran KUR lingkup KPPN Malang, yakni sebesar Rp1,03 triliun atau 61,86 persen,” katanya, Kamis (22/6/2023).
Setelah itu disusul Kabupaten Pasuruan sebesar Rp279,63 miliar atau 16.71 persen, Kota Malang sebesar Rp240,41 miliar atau 14,36 persen, Kota Batu sebesar Rp93,00 miliar atau 5,56 persen, dan terkecil Kota Pasuruan sebesar Rp.25,37 miliar atau 1,52 persen.
Bila dilihat dari skema kredit, KUR mikro merupakan terbesar realisasinya lingkup KPPN Malang, yakni sebesar Rp1,06 triliun atau 63,40 persen, disusul KUR Kecil sebesar Rp586,77 miliar atau 35,05 persen, KUR Super Mikro sebesar Rp25,65 miliar atau 1,53 persen dan terkecil KUR TKI sebesar Rp160 juta atau 0,01 persen dari total realisasi KUR sebesar Rp1,67 triliun.
Dia berharap, para pelaku UMKM dapat terus melakukan berbagai macam terobosan dan inovasi unggulan di tengah persaingan global, baik dari sisi produk, kemasan maupun pemasarannya agar terus tumbuh dan berkembang dalam kegiatan usahanya di berbagai sektor ekonomi dengan memanfaatkan KUR sebagai salah satu alternatif pembiayaan yang murah, yaitu dengan bunga 6 persen per tahun, karena mendapatkan subsidi bunga dari pemerintah.
Baca Juga
Ekonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Joko Budi Santoso, menilai KUR menjadi katalisator bagi usaha mikro dan kecil untuk terus berproduksi.
Menurut dia, Kabupaten Malang menjadi primadona dalam penyerapan KUR karena ada geliat pariwisata Malang Raya yang sudah pulih dan terus berkembang sehingga mendorong usaha mikro dan kecil semakin bergeliat pula.
Fakta ini, kata dia, menunjukkan pula bahwa perhatian serius Pemkab Malang dalam hal pembinaan dan pendampingan pada usaha mikro cukup berhasil sehingga mampu menyerap KUR, baik dari debitur baru maupun top up debitur lama.
Selanjutnya, dia berharap, Pemkab Malang dan juga daerah lainnya dapat lebih fokus dalam mendukung perluasan pemasaran produk untuk keberlangsungan proses produksi UMKM.
“Pelatihan pemasaran secara online, kerja sama dengan marketplace dan jaringan ritel perlu terus diperluas menjadi kunci eksistensi UMKM untuk terus tumbuh dan berkembang,” kata Joko yang juga Peneliti Senior Pusat Penelitian Kebijakan Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya itu.(K24)