Bisnis.com, MALANG — Penyaluran kredit perbankan di wilayah kerja Kantor OJK Malang tumbuh 13,67 persen pada posisi April 2023 secara tahunan.
Kepala OJK Malang, Sugiarto Kasmuri, mengatakan penyaluran dana oleh perbankan sampai dengan April 2023 mencatat pertumbuhan yang cukup tinggi yakni 13,67 persen (yoy) yang utamanya ditopang oleh pertumbuhan kredit investasi sebesar 57,64 persen dan kredit UMKM sebesar 8,87 persen.
“Porsi terbesar penyaluran kredit bank masih kepada sektor perdagangan besar dan eceran 21,60 persen,” katanya di Malang, Selasa (13/6/2023).
Penyaluran kredit pada sektor ini, kata dia, tumbuh 6,16 persen (yoy) menjadi Rp17,92 triliun sampai dengan 31 Mei 2023. Selain itu, kredit kepada sektor Industri Pengolahan juga tumbuh tinggi sebesar 10,01 persen (yoy).
Dia meyakinkan, fungsi intermediasi perbankan melanjutkan perbaikan, dengan kredit yang tumbuh tinggi melebihi pertumbuhan DPK sehingga mendorong kenaikan LDR dibandingkan tahun sebelumnya.
Risiko kredit juga terus melandai dengan rasio NPL turun dari 3,56 persen pada bulan April 2022 menjadi 2,92 persen pada bulan April 2023.
Baca Juga
Terkait dengan aset perbankan yang berlokasi di tujuh wilayah kerja KOJK Malang tumbuh 9,83 persen (yoy) mencapai Rp144,83 triliun per 30 April 2023. Perbankan dimaksud terdiri atasi 35 entitas bank umum konvensional (BUK), lima bank umum syariah (BUS), 55 BPR, dan lima BPRS.
Berdasarkan kelompok jenis bank dan jenis usaha, pertumbuhan aset perbankan di wilayah kerja KOJK Malang utamanya didorong oleh BUK yang tumbuh sebesar 9,9 persen yoy atau sebesar Rp12,43 triliun.
Konsentrasi penyebaran aset BUK dan BUS sendiri, kata Sugiarto, masih terpusat di Kota Malang, yakni masing-masing sebesar 76,24 persen dan 78,86 persen sedangkan konsentrasi penyebaran aset BPR dan BPRS terpusat di Kabupaten Malang, yakni masing-masing sebesar 38,46 persen dan 44,83 persen.
Sumber pendanaan utama bank yang berupa dana pihak ketiga (DPK) juga secara keseluruhan menunjukkan pertumbuhan positif yakni sebesar 4,07 persen yoy atau mencapai Rp89,44 triliun per 30 April 2023, dengan giro dan deposito sebagai penggerak utama.(K24)