Bisnis.com, SURABAYA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 4 Jawa Timur memperkirakan kinerja penyaluran kredit perbankan di Jatim tahun ini bisa tumbuh setidaknya di atas 10 persen.
Kepala OJK Regional 4 Jatim, Bambang Mukti Riyadi mengatakan total penyaluran kredit perbankan di Jatim pada 2022 tercatat mencapai Rp535,3 triliun atau tumbuh hanya 6,69 persen (yoy) seiring dengan ekonomi Jatim yang makin tumbuh disertai adanya penambahan kuota Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan skema kredit murah UMKM.
“Namun kinerja pertumbuhan kredit Jatim ini lebih rendah dari nasional yang bisa mencapai 11,35 persen. Hal ini disebabkan karena daerah non konvensional seperti Maluku sedang banyak proyek sehingga kinerja kredit nasional bisa tumbuh lebih tinggi,” jelasnya dalam Cangkrukan Media OJK Regional 4 Jatim, Kamis (23/2/2023).
Dari total kredit perbankan Jatim 2022 tersebut, lanjut Bambang, kredit khusus UMKM tercatat mencapai Rp205,6 triliun atau tumbuh 11,25 persen (yoy). Sedangkan kredit UMKM secara nasional mampu tumbuh 17,13 persen.
Bambang menjelaskan, ada 3 sektor prioritas yang menjadi penopang kredit perbankan di Jatim pada 2022 yakni sektor perdagangan besar dan eceran sebesar Rp141,5 triliun atau tumbuh 5,50 persen (yoy), industri pengolahan Rp113 triliun atau tumbuh 6,08 persen, dan sektor pertanian, perburuan, dan kehutanan Rp37,9 triliun atau tumbuh 20,36 persen.
“Tiga besar sektor prioritas ini masih mengalami pertumbuhan yang ditopang oleh UMKM, utamanya pada sektor perdagangan besar dan eceran serta sektor pertanian, perburuan dan kehutanan,” ujarnya.
Baca Juga
Dia menambahkan, tingginya pertumbuhan kredit UMKM ini sejalan dengan program-program pemerintah yang terus menggenjot pertumbuhan kinerja usaha mikro kecil dan menengah bahkan sejak pandemi Covid-19.
“Struktur ekonomi Jatim ini banyak ditopang oleh yang kecil-kecil (UMKM), ketika terjadi gejolak ekonomi global, mereka yang mampu menopang, berbeda dengan negara lain seperti AS,” imbuhnya.
Untuk itu, tambah Bambang, OJK sangat optimistis kinerja kredit di Jatim tahun ini akan lebih bagus sejalan dengan penguatan transformasi dari Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jatim yang terus memacu penyaluran kredit produktif.
“Terkait mitigasi risiko kredit, pada 2022 di Jatim NPL (non-perfoming loan) atau kredit bermasalah terhadap total kredit di Jatim hanya 1,34 persen,” imbuhnya.