Bisnis.com, SURABAYA - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta bupati/wali kota se-Jatim beserta Tim Pengandalian Inflasi Daerah (TPID) untuk mewaspadai sejumlah komoditas bahan pangan yang berpotensi mendorong inflasi pada saat Ramadan dan Lebaran.
Dia menjelaskan, berdasarkan hasil survei Sistem Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) Jatim, pada minggu kedua Februari 2022 telah menunjukkan perubahan tekanan harga di Jatim sebesar 0,11 persen (mtm) yang didorong oleh kenaikan harga komoditas beras dan bawang merah.
“Kenaikan harga tersebut seiring dengan penurunan stok beras Bulog dari 63.000 ton pada Desember 2022 menjadi 40.000 ton pada Januari 2023, dan penurunan produksi bawang merah berkualitas tinggi akibat cuaca yang tidak mendukung,” katanya dalam paparan High Level Meeting TPID Jatim, Senin (20/2/2023).
Dia melanjutkan, tetapi tekanan harga yang lebih tinggi ini tertahan oleh penurunan harga komoditas daging ayam, tomat dan telur ayam ras serta aneka cabai.
“Harga komoditas cabai merah, rawit, bawang putih mulai turun, beras juga mulai ada pelandaian tapi masih ada beberapa kabupaten yang harga berasnya Rp12.000-an/kg tergantung intervensinya setiap hari,” katanya.
Selain itu, ada penurunan harga daging ayam, sapi, serta telur seiring dengan penurunan permintaan pasca Imlek, dan penurunan harga tomat dan aneka cabai seiring masuknya masa panen di daerah Malang dan Mojokerto.
Baca Juga
Meski begitu, kata Khofifah, komoditas yang saat ini mengalami penurunan harga itu masih perlu diwaspadai khususnya saat momen Ramadan, di antaranya seperti beras, bawang merah dan telur ayam yang kebutuhannya akan meningkat untuk pembuatan kue Lebaran.
Adapun komoditas penyumbang inflasi pada minggu kedua Februari 2023 berdasarkan data Siskaperbapo Jatim yakni beras yang naik harganya 0,10 persen, bawang merah 0,05 persen, bawang putih 0,01 persen dan cabai rawit 0,01 persen. Sedangkan komoditas penyumbang deflasi yakni tomat, daging ayam, telur ayam ras, cabai merah besar dan wortel.