Bisnis.com, SURABAYA — Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengidentifikasi kembali masyarakat paling terdampak Awas Panas Guguran (APG) dari erupsi Gunung Semeru agar bisa menempati hunian tetap (huntap) yang sebelumnya sudah disiapkan.
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa mengatakan saat ini masih ada sisa sekitar 500 unit lebih huntap yang sebelumnya dibangun untuk korban erupsi Semeru tahun lalu. Huntap tersebut akan diprioritaskan untuk korban paling terdampak seperti warga Kajar Kuning yang masuk area zona merah.
“Untuk masyarakat Kajar Kuning yang belum menerima huntap, ada 500 an unit huntap siap pakai di Sumber Mujur. Untuk itu kita akan melakukan identifikasi agar mereka bisa segera masuk huntap sehinggga tidak di area pengungsian,” katanya dalam rilis, Senin (5/12/2022).
Dia mengatakan pihaknya juga telah memastikan kebutuhan logsitik dan layanan kesehatan bagi para pengungsi bisa tercukupi dengan baik. Tim Kesehatan Pemprov sendiri fokus di Pronojiwo dan Tim dapur umum dari BPBD juga disiapkan di Pronojiwo dan Candipuro.
“Kami mengapresiasi masyarakat yang sudah tanggal terhadap bencana sehingga mau melakukan evakuasi secara mandiri. Mereka mengenali kapan harus evakuasi,” imbuhnya.
Khofifah menambahkan, Pemprov Jatim juga akan menerjunkan tim dukungan psikologis sosial ke Lumajang untuk membantu korban bencana Semeru yang mengalami trauma terhadap APG tahun lalu.
Baca Juga
“Trauma terhadap letusan APG tahun lalu masih kuat dalam memori mereka. Melalui Dinas Sosial Jatim, kita akan segera menurunkan tim dukungan psiko sosial ke Lumajang,” ujarnya.
Adapun akibat erupsi Semeru tersebut, kondisi saat ini dilaporkan terdapat dua jembatan akses ke Pronojiwo yakni Jembatan Kajar Kuning dan Jembatan Gladak Perak yang tertutup abu vulkanik.
“Jembatan Gladak Perak dan Jembatan Kajar Kuning kondisinya belum dimungkinkan untuk dilewati. Sehingga untuk koneksitas ke Malang dan sebaliknya, masyarakat harus lewat Probolinggo dulu sampai kondisi semua aman dan memungkinkan untuk bisa dilewati,” katanya.