Bisnis.com, MALANG — Pemkab Malang mendesak pemerintah segera merealisasikan vaksinasi karena tren sapi yang terindikasi PMK di daerah tersebut angkanya terus bertambah.
Plt Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kab. Malang, Nurcahyo, mengatakan sampai Rabu (15/6/2022) angka sapi yang terindikasi PMK mencapai 7.557 ekor dan terbanyak satu perah.
“PMK ini juga berdampak pada produksi susu,” katanya, Kamis (16/6/2022).
Seperti di Koperasi SAE Pujon, kata dia, pada masa normal menyerap susu dari peternak sebanyak 117 ton/hari, namun setelah merebak kasus PMK menurun menjadi menjadi 70 ton/hari.
Tingkat kematian sapi akibat PMK, kata dia, sebenarnya hanya 5 persen jika sapi dapat ditangani dengan baik. Penanganan PMK dilakukan secara gotong-royong. Sapi yang mati, kebanyakan pedet. Hal itu terjadi karena tingkat imun-nya masih rendah.
Penanganan sapi yang terindikasi PMK, kata Nurcahyo, biasanya dilakukan tenaga-tenaga kesehatan KUD, secara mandiri dengan mendatangkan dokter hewan, maupun dengan melibatkan pemda. Pemkab Malang membentuk tim khusus menangani masalah PMK.
Baca Juga
Angka persis berapa sapi yang positif terinfeksi PMK, kata dia, belum diketahui. Hal itu terjadi karena mengetahuinya, harus dites di laboratorium di Surabaya.
“Jadi ribet. Jadi lebih baik langsung melakukan penindakan. Jika ada sapi yang terindikasi terinfeksi PMK, ya ditangani, agar dapat segera recovery,,” ujarnya.
Karena penanganan sapi yang terkena PMK banyak dilakukan oleh banyak pihak, kata dia, pendataan angka sapi yang berhasil diselamatkan sulit diperoleh. Pendataan akan dilakukan nanti bersamaan dengan vaksinasi.
Terus bertambahnya sapi yang terindikasi PMK, kata dia, perlu menjadi perhatian serius. Cara memotongnya, lewat vaksinasi. Oleh karena itulah, Pemkab Malang mendesak pemerintah agar secepatnya melakukan vaksinasi sapi di daerah tersebut karena angka sapi yang terindikasi terserang PMK jumlahnya banyak dan terus bertambah.(K24)