Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dipicu Kenaikan Emas, Kota Malang Alami Inflasi 1,36% pada Mei 2025

Kota Malang mengalami inflasi 1,36% secara yoy, sedangkan secara bulanan mengalami deflasi -0,21% yang dipicu penurunan harga cabai rawit pada Mei 2025.
Kota Malang mengalami inflasi 1,36% year on year (yoy), sedangkan secara bulanan mengalami deflasi -0,21% yang dipicu penurunan harga cabai rawit pada Mei 2025 / Bisnis-Arief Hermawan P
Kota Malang mengalami inflasi 1,36% year on year (yoy), sedangkan secara bulanan mengalami deflasi -0,21% yang dipicu penurunan harga cabai rawit pada Mei 2025 / Bisnis-Arief Hermawan P

Bisnis.com, MALANG — Kota Malang mengalami inflasi 1,36% year on year (yoy), sedangkan secara bulanan mengalami deflasi -0,21% yang dipicu penurunan harga cabai rawit pada Mei 2025.

Kepala BPS Kota Malang, Umar Sjaifudin, mengatakan pada Mei 2025 terjadi inflasi di Kota Malang sebesar 1,36% yoy dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 107,94.

"Secara bulanan, Kota Malang mengalami deflasi sebesar 0,21% tahun kalender (y-to-d) sebesar 0,94%, secara yoy juga mengalami inflasi sebesar 1,36 persen," kata Umar Sjaifudin, Senin (2/6/2025).

Penyumbang utama deflasi bulan Mei 2025 secara month-to-month (mtm) yakni  kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil 0,24%. Komoditas utama penyumbang deflasi yakni cabai rawit.

Umar menjelaskan, secara yoy inflasi pada Mei 2025 dipicu oleh kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya. Komoditas utama penyumbang inflasi yaitu emas perhiasan.

Menurutnya, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 9,90%; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 2,14%; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,77%; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 1,54%.

Kemudian untuk kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,54%; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,34%; kelompok pendidikan sebesar 1,21%; kelompok kesehatan sebesar 1,17%; kelompok transportasi sebesar 0,45%.

Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi yoy yaitu kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,22%; dan kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,01%.

Dia memaparkan, tingkat inflasi yoy pada Mei 2024 dan Mei 2023 masing-masing sebesar 2,45% dan 4,22%, sedangkan tingkat inflasi y-to-d Mei 2024 dan Mei 2023 masing-masing sebesar 0,93% dan 1,14%. 

Ekonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Joko Budi Santoso, menilai kelompok makanan, minuman, dan tembakau memiliki peranan utama dalam menentukan laju inflasi di Malang. 

Menurutnya, deflasi yang terjadi pada Mei juga turut disumbang kelompok ini, sehingga pengendalian produksi, stok, dan distribusi pangan menjadi kunci dalam pengendalian inflasi. 

Sementara itu, emas terus melanjutkan kiprahnya dengan turut berkontribusi dalam pergerakan inflasi. Pergerakan harga emas menjadi representasi ketidakpastian global yang terus belanjut.

"Diprediksi, Juni masih akan tetap terjadi deflasi mengingat produksi komoditas pangan masih terjaga karena diprediksi masih ada curah hujan sampai pertengahan Juni," ucap Joko yang juga Peneliti Senior Pusat Penelitian Kebijakan Ekonomi FEB UB itu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Choirul Anam
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper