Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Indonesia: Inflasi Kota Malang pada Mei Masih Terkendali

Inflasi Kota Malang yang mencapai 1,36% (yoy) dan -0,21% (mtm) pada Mei 2025 masih terkendali, yakni berada dalam rentang sasaran 2,5 ± 1% (yoy).
Pedagang memilah cabai yang dijual di Pasar Senen, Jakarta, Sabtu (18/1/2025). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pedagang memilah cabai yang dijual di Pasar Senen, Jakarta, Sabtu (18/1/2025). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, MALANGInflasi Kota Malang yang mencapai 1,36% (yoy) dan -0,21% (mtm) pada Mei 2025 masih terkendali, yakni berada dalam rentang sasaran 2,5 ± 1% (yoy).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Malang Febrina mengatakan tekanan inflasi Kota Malang pada Mei 2025 tercatat masih terkendali dalam rentang sasaran. Hal ini tidak terlepas dari koordinasi solid yang dilakukan TPID yang diwujudkan melalui sinergi kolaboratif dalam pengendalian inflasi.

“Sinergi kolaboratif dalam pengendalian inflasi, yakni pelaksanaan hight level meeting (HLM) TPID Kota Malang, monitoring panen padi melalui kegiatan UBINAN di Kelurahan Merjosari, Malang; Sosialisasi dan edukasi penganekaragaman konsumsi pangan lokal (Demo Masak Olahan Pangan Non Beras dan Non Tepung dan Sosialisasi Literasi Keuangan tentang Investasi Keuangan sebagai Langkah Pengendalian Inflasi Komoditas Beras dan Emas Perhiasan),“ ucapnya, Selasa (3/6/2025).

Selain itu, kata dia, monitoring panen cabai dan tomat di Kelompok Tani Sumber Rejeki di Kelurahan Merjosari, Malang; Operasi Pasar Minyakita, dan pemantauan harga bahan pangan pokok selama Mei 2025.

Menurutnya, berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Malang pada Mei 2025 mengalami deflasi sebesar 0,21% (mtm), setelah pada bulan sebelumnya mencatatkan inflasi sebesar 1,07% (mtm). 

Dengan capaian tersebut, kata dia, Kota Malang mengalami inflasi tahunan sebesar 1,36% (yoy). Deflasi IHK pada Mei 2025 terutama didorong oleh penurunan harga kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau dengan andil -0,24% (mtm).

Berdasarkan komoditas penyebabnya, kata dia, deflasi terbesar Kota Malang didorong oleh penurunan harga komoditas cabai rawit, bawang merah, cabai merah, bawang putih, dan emas perhiasan, masing-masing dengan andil -0,17%, -0,08%, -0,03%, -0,02% dan -0,02% (mtm). 

Penurunan harga komoditas cabai rawit, bawang merah, dan cabai merah, dia menegaskan,  terjadi akibat pasokan yang meningkat seiring dengan dimulainya musim panen di sentra produksi. 

“Penurunan harga bawang putih terjadi akibat pasokan yang meningkat seiring dengan penambahan realisasi impor bawang putih, sedangkan penurunan harga emas perhiasan berlangsung seiring dengan normalisasi harga komoditas emas global,” ujarnya.

Deflasi yang lebih dalam, kata dia, tertahan oleh beberapa komoditas yang mencatatkan kenaikan harga komoditas tomat, tarif pulsa ponsel, beras, sawi hijau, dan ketimun, masing-masing dengan andil 0,03%, 0,02%, 0,02%, 0,02%, dan 0,01% (mtm). Kenaikan harga tomat, sawi hijau, dan ketimun terjadi seiring dengan adanya keterbatasan pasokan akibat faktor cuaca yang kurang kondusif. 

Dia menegaskan, adapun kenaikan harga beras terjadi seiring dengan berakhirnya masa panen raya yang mendorong penurunan pasokan gabah. Sementara itu kenaikan tarif pulsa ponsel terjadi pasca normalisasi kebijakan penurunan tarif internet selama arus mudik lebaran 2025 yang diberlakukan oleh pemerintah. (K24)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Choirul Anam
Editor : Ajijah
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper