Bisnis.com, SURABAYA - Perusahaan pialang PT Kontak Perkasa Futures (KPF) Surabaya tahun ini memproyeksikan volume transaksi investasi bisa tumbuh mencapai 200 persen dibandingkan dengan capaian 2021.
Branch Manager KPF Surabaya M Luthfi Jundiaturridwan mengatakan pihaknya sangat optimistis dengan target tersebut sejalan dengan berbagai upaya yang telah dilakukan salah satunya perombakan manajemen internal serta peningkatan kualitas pelayanan yang disiapkan.
“Secara internal, kami telah melakukan perombakan manajemen, mulai dari manajemen edukasi sampai pelayanan. Kemudian kami juga sudah punya kemudahan sistem aplikasi yang mudah diakses secara online sehingga bisa mengembangkan sasaran market yang awalnya milenial menjadi market lain seperti profesional dengan berbagai usia,” jelasnya dalam Media Gathering KPF Surabaya, Rabu (16/3/2022).
Dia menjelaskan, untuk mencapai target tersebut KPF Surabaya telah memberikan pendidikan internal untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada nasabah/investor agar bisa membuat trading plan kepada investor yang lebih bervariasi.
“Kita juga meningkatkan proses pelatihan ke era digital, memang pada 2020 masih didominasi kegiatan trading secara offline serta saat edukasi kepada investor. Nah sejak 2021 - 2022 ini kita gencarkan softskill digital sehingga akan menambah ruang market yang lebih luas, tidak hanya berfokus di Surabaya, tapi seluruh masyarakat Indonesia,” jelasnya.
Koordinator Wakil Pialang KPF Nurul Qalbi Bachrun mengatakan tren kinerja investasi KPF Surabaya pada 2021 tercatat mengalami peningkatan, yakni terdapat total volume transaksi mencapai 53.488 lot atau naik 35 persen dibandingkan 2020 yang hanya 41.509 lot.
“Sedangkan jumlah investor aktif yang bertransaksi pada tahun lalu mencapai 212 orang atau naik 25 persen dibandingkan 2020 yang hanya mencapai 166 orang,” ujarnya.
Pada tiga bulan pertama tahun ini, lanjut Nurul, tren volume transaksi investasi di KPF Surabaya juga sudah mencapai 17.132 lot dengan jumlah nasabah sebanyak 56 orang. Jumlah volume itu meningkat 30 persen dibandingkan periode sama tahun lalu yang mencapai 13.117 lot.
“Kami meyakini, meskipun di luar sana gaduh soal investasi ilegal, tetapi fokus kami adalah kualitas penanganan dan edukasi. Menurut kami masyarakat sudah lebih aware, dibandingkan sebelum 2020 masyarakat belum aware investasi trading,” imbuhnya.
Vice Branch Manager KPF Errendhy Triadmaja menambahkan terdapat 3 jenis produk trading yang ditawarkan KPF, di antaranya indeks saham, komoditi seperti emas, dan forex atau transaksi mata uang asing.
“Dari ketiga itu, yang menjadi primadona beberapa tahun terakhir adalah transaksi gold atau emas dengan kontribusinya mencapai 90 persen. Ini terjadi ketika ada geopolitik yang memanas dan kekhawatiran terhadap Covid-19, banyak investor lokal maupun global mengamankan dananya melalui emas,” ujarnya.