Bisnis.com, MALANG — Kenaikan harga mobil menjadi pemicu utama inflasi di Kota Malang yang mencapai 0,18 persen pada Februari 2022.
Kepala BPS Kota Malang, Erny Fatma Setyoharini, mengatakan mobil pada Februari mengalami kenaikan harga sebesar 3,33 persen dengan andil 0,006 persen.
“Komoditas lainnya yang menjadi andil utama inflasi di Kota Malang pada Februari, yakni sabun deterjen bubuk/cair, daging ayam ras, bawah merah, biaya keamanan, tisu, pengharum cucian/pelembut, shampoo, mangga, dan pisang,” katanya, Selasa (1/3/2022).
Sedangkan andil 10 komoditas utama yang mengerem inflasi atau mengalami deflasi, yakni minyak goreng, telur ayam ras, cabai rawit, angkutan udara, ikan mujair, kerudung/jilbab, udang basah, papaya, beras, dan semangka.
Inflasi kalender di Kota Malang pada Februari mencapai 0,70 persen, sedangkan tahunan mencapai 2,41 persen. Angka itu lebih tinggi dari rerata Jatim yang mencapai berturut-turut, 0,05 persen (m-t-m), 0,50 persen, dan 2,42 persen, dan nasional -0,02 persen, 0,54 persen, dan c2,06 persen.
Ekonom dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Joko Budi Santoso, menilai gencarnya operasi pasar terbuka minyak goreng setidaknya mampu meredam kenaikan harga yang berangsur melandai, meskipun di lapangan kebijakan satu harga belum terimplementasi secara mulus.
Baca Juga
Fakta ini berdampak pada pergerakan inflasi selama Februari sebesar 0,18 persen, lebih rendah dari periode Januari yang mencapai 0,52 persen. Kebijakan penyesuaian diskon PPnBM pada mobil memiliki dampak pada kenaikan harga mobil.
Kenaikan harga mobil memiliki andil dalam penyumbang inflasi selama Februari selain kenaikan daging ayam ras dan bawang merah serta beberapa perlengkapan dan peralatan rumah tangga. Di sisi lain, merebaknya Omicron dan pengetatan kebijakan PPKM turut menahan laju inflasi selama Februari.
Meski demikian, kata dia, pemerintah Kota Malang harus bersiap dengan sinyal-sinyal kenaikan harga selama Maret-April karena kebijakan penyesuaian harga BBM (pertamax) dan gas nonsubsidi. Tekanan inflasi ke depan tidak hanya dari sisi administered price tetapi potensi inflasi dari volatile food masih terus menghantui.
Menurut dia, harga daging, kedelai, dan cabai rawit yang sudah mulai merangkak naik berpotensi melejit karena kenaikan permintaan menjelang Ramadan dan Idul Fitri.
