Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bulog Malang Menyiapkan Minyak Goreng 30.000 Liter untuk Operasi Pasar

Bulog Malang dapat melakukan OP langsung dengan syarat kondisi Covid mereda.
Operasi pasar langsung minyak goreng oleh Bulog Malang di Pasar Oro-Oro Dowo, Kota Malang, beberapa waktu lalu./Istimewa
Operasi pasar langsung minyak goreng oleh Bulog Malang di Pasar Oro-Oro Dowo, Kota Malang, beberapa waktu lalu./Istimewa

Bisnis.com, MALANG — Bulog Malang menyiapkan 30.000 liter minyak goreng untuk operasi pasar atau OP untuk mendorong agar harga komoditas tersebut dapat segera stabil.

Kepala Bulog Malang, Supriyono, mengatakan sudah ada komitmen dari distributor minyak goreng di Malang untuk memasok Bulog sebanyak 30.000 liter. Rencananya, minyak goreng sebanyak itu selain dipasok ke RPK dan TPK, juga dilakukan OP ke pasar-pasar tradisional dengan tujuan memberikan efek psikologis bagi pedagang agar dapat menjual minyak goreng dengan harga seperti yang ditetapkan pemerintah, setidaknya mendekati.

“OP langsung minyak goreng akan lebih massif jika pasokan dari Perum Bulog Kanwil Jatim sebanyak 210.000 liter segera dapat dipenuhi dan terkirim,” ujarnya, Selasa (1/3/2022).

Dia berharap, minyak goreng dapat segera terkirim sehingga Bulog Malang dapat melakukan OP langsung dengan syarat kondisi Covid mereda. Pasokan minyak goreng dengan harga terjangkau itu diperlukan terutama menghadapi Ramadan dan Lebaran yang biasanya ditandai adanya peningkatan konsumsi bahan-bahan makanan, termasuk minyak goreng.

Dengan adanya operasi pasar langsung yang sering dilakukan dan dengan volume minyak goreng yang dijual banyak, dia optimistis, akan memberikan efek psikologis bagi pedagang kelontong bahwa pasokan minyak goreng sebenarnya banyak. Dengan begitu, maka diharapkan harganya berangsur-angsur dapat segera turun.

“Operasi pasar langsung dengan waktu yang lama dan volume minyak goreng yang disediakan banyak juga penting untuk membantu masyarakat dan UMKM kuliner memenuhi kebutuhan salah satu bahan makanan tersebut secara memadai terutama saat menghadap Ramadan pada April mendatang,” ucapnya.

Dari informasi yang diperoleh pedagang, kata dia, rerata menjual minyak goreng dengan harga Rp21.000/liter dengan alasan harga kulakan di distributor sudah tinggi, yakni rerata mencapai Rp20.000/liter.

Dia meyakinkan, Bulog Malang sebenarnya sudah gencar melakukan operasi pasar atau OP agar dapat menekan harga minyak goreng di pasar tradisional yang naik. Setidaknya dapat membantu masyarakat terutama UMKM dapat mengakses salah satu bahan kebutuhan pokok tersebut dengan harga yang terjangkau.

Dia mengatakan OP minyak goreng yang dilakukan badan tersebut sebenarnya sudah dimulai sejak akhir Januari lalu. Sampai dua pekan lalu, Bulog telah menggelontorkan 18.000 liter dengan harga Rp14.000/liter.

“Ada beberapa mekanisme OP yang dilakukan Bulog, yakni OP langsung di pasar-pasar tradisional, OP melalui jaringan-jaringan binaan Bulog seperti RPK, TPK, toko pengecer. Mengingat kondisi pandemi Covid 19 akhir-akhir ini yang terus meningkat, kami lebih fokus melaksanakan OP melalui jaringan binaan untuk menghindari terjadinya kerumunan dan persebaran Covid-19,” katanya.

Oleh karena itulah, kata dia, sasaran OP masih terkonsentrasi di Kota Malang dengan melibatkan 100-an Rumah Pangan Kita (RPK) dan 30-an Toko Pangan Kita (TPK) sebagai mitra Bulog.

Dengan harga Rp14.000/liter, dia meyakinkan, RPK dan TPK sudah memperoleh keuntungan harga minyak goreng dari Bulog dipatok Rp13.700 di tingkat gudang. Untuk dapat memperoleh fasilitas pengiriman ke RPK, maka pemilik harus membeli bundling dengan komoditas lain yang dikelola Bulog seperti gula dan beras.

“Kalau hanya membeli minyak goreng, tidak mungkin dapat memperoleh fasilitas pengiriman karena margin-nya mepet, sehingga pembelian perlu bundling dengan komoditi lainnya seperti beras dan gula,” katanya.

Ekonom Senior dari Pusat Penelitian Kebijakan Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Joko Budi Santoso, menilai implementasi kebijakan satu harga masih belum berjalan dengan sempurna. Harga di pasar masih beragam, baik di pasar rakyat/tradisional dan toko kelontong.

Kemampuan pemerintah meredam volatile harga minyak goreng, kata dia, harus diperkuat dengan stock yang memadai, namun ini masih jauh dari ideal. harga minyak goreng diprediksikan akan masih labil karena permintaan yang tinggi menjelang Ramadan dan hari Idul Fitri. Disisi lain terus terjadi peningkatan harga CPO dunia sebagai dampak konflik Rusia vs Ukraina. (K24)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Choirul Anam
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper