Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pencairan Bansos di Malang Capai Rp341,29 Miliar

Sebanyak 529.070 penerima di Malang telah mendapatkan bansos hingga Mei 2025, dengan total dana terealisasi Rp341,2 miliar.
Ilustrasi warga menerima dana bansos. / dok kabpasuruan.go.id
Ilustrasi warga menerima dana bansos. / dok kabpasuruan.go.id

Bisnis.com, MALANG — Realisasi belanja bantuan sosial alias bansos yang disalurkan melalui pemerintah pusat di wilayah KPPN Malang mencapai Rp341,29 miliar per Mei 2025.

Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPNN) Malang Muhammad Rusna menjelaskan bahwa bansos itu telah diterima 529.070 orang, yang terdiri atas Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) sebesar Rp194 miliar untuk 323.337 penerima, penyaluran Program Keluarga Harapan (PKH) terealisasi sebesar Rp125,5 miliar untuk 172,9 penerima dan penyaluran Yatim/Piatu (YAPI) sebesar Rp21,8 Miliar untuk 32,8 penerima.

“Alokasi anggaran belanja Bansos per program pada 2025 yang disalurkan melalui KPPN Malang sebesar Rp15,8 Miliar dan sampai dengan 31 Mei 2025 telah terealisasi sebesar Rp7,8 miliar [49,50%],” ucapnya, Rabu (25/6/2025).

Menurutnya, Anggaran Bansos dikelolah oleh Satker Universitas Negeri Islam (UIN) Maulana Malik Ibrahim berada pada Program Pendidikan Tinggi.

Pagu anggarannya Rp15,8 miliar, sedangkan realisasinya Rp7,8 miliar atau mencapai 49,50% per Mei 2025. 

“Bansos ini penting untuk mendorong daya beli masyarakat di tengah ekonomi yang tengah turun,” ujarnya. 

Ekonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Joko Budi Santoso, menilai percepatan penyaluran bansos akan mampu menggerakkan perekonomian karena meningkatkan daya beli masyarakat sehinggga konsumsi naik. 

Sasaran kebijakan pada peningkatan konsumsi rumah tangga, kata dia, merupakan langkah tepat ditengah perlambatan ekonomi dan investasi karena lebih dari 60% perekonomian (PDB maupun PDRB) ditopang oleh konsumsi rumah tangga. 

Menurutnya, kebijakan ini juga akan memperkuat perekonomian domestik dan daerah yang tertekan oleh situasi global. Penguatan daya beli juga harus disertai dengan stabilisasi harga panga agar tujuan penguatan konsumsi tepat sasaran. (K24)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Choirul Anam
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper