Bisnis.com, MALANG — Keyakinan konsumen di Malang pada Februari 2022 masih terjaga meski di tengah merebaknya Covid-109 varian Omicron, mengacu hasil Survei Konsumen Bank Indonesia Malang.
Kepala Perwakilan BI Malang, Samsun Hadi, mengatakan indikasi keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi masih terjaga yang tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Februari 2022 tercatat sebesar 109,00 masih berada pada level optimistis meskipun lebih rendah dibandingkan dengan capaian pada Januari 2022 sebesar 133,25.
“Meskipun demikian, persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini terpantau melemah hal ini tercermin Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) tercatat sebesar 88,83 lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tercatat 109,33,” katanya, Selasa (1/3/2022).
Penurunan IKE, kata dia, terjadi pada tiga komponen pembentuknya, yakni Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja, Indeks Penghasilan Saat Ini dan Indeks Pembelian Durable Goods.
Hal ini terjadi sejalan dengan diberlakukannya kembali kebijakan peningkatan Level Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang membatasi mobilitas masyarakat untuk mengatasi peningkatan penyebaran varian Omicron Covid-19.
Menurut dia, Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) terhadap kondisi ekonomi ke depan sebesar 129,17 tetap berada di level optimis (indeks >100) meskipun tidak setinggi bulan sebelumnya yang tercatat 157,17.
Baca Juga
Percepatan vaksinasi dan pembatasan mobilitas masyarakat diharapkan dapat menjadi game changer dalam menekan penyebaran kasus Covid-19, sehingga akan menguatkan optimisme konsumen dalam mengakselerasi pemulihan perekonomian.
Ekonom dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Joko Budi Santoso, mengatakan merebaknya varian Omicron di Malang berdampak signifikan bagi aktivitas bisnis, pendidikan, dan perkantoran.
Pemberhentian PTM, pembatasan jumlah karyawan yang masuk kantor, dan beberapa kebijakan pembatasan mobilitas masyarakat mendorong penurunan IKK. Relative tinggi inflasi pada Januari dan pergerakan harga komoditi pangan turut memicu penurunan IKE.
Optimisme pemulihan ekonomi yang sudah melambung tinggi, kata dia, seolah diberi bandul berat dengan situasi Covid yang belum berlalu dan peningkatan eskalasi global yang memanas.
“Upaya mengembalikan optimisme dan gairah ekonomi ini kuncinya di kesehatan, pembatasan mobilitas yang diperkuat dan percepatan vaksin menjadi kombinasi apik di dalam meredam dampak omicron meluas,” ujar Joko yang juga Peneliti Senior Pusat Penelitian Kebijakan Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya itu.
Selain itu, kata dia, percepatan pencairan bantuan langsung tunai akan menjadi “supersub” dalam memanaskan mesin pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan daya beli.
Hal ini dapat mendorong Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) kembali menguat. Namun, kebijakan ini juga harus dibarengi dengan kepastian pemerintah daerah menjamin ketersediaan dan keterjangkauan harga komoditas pangan strategis.(K24)