Bisnis.com, MALANG — Kota Malang siap menerima pemudik Lebaran 2021 jika pemerintah mengizinkan meski tetap mengharuskan pendatang untuk menjalankan protokol kesehatan.
Wali Kota Malang Sutiaji mengatakan untuk mengantisipasi agar tidak terjadi kenaikan angka Covid-19, maka PPKM Mikro tetap harus dijalankan. Dengan begitu, saat ada pemudik datang, maka RT harus memantau sehingga tidak terjadi penularan sehingga terjadi kluster baru.
“Saya tetap optimistis, adanya pemudik saat Lebaran tidak menyebabkan kasus Covid-19 di Kota Malang akan meningkat,” katanya di Malang, Rabu (24/3/2021).
Dari sisi kesiapan rumah sakit, kata dia, juga tidak masalah. Hal itu terjadi karena BOR rumah sakit di Malang sudah sedikit sehingga jika ada lonjakan positif, relatif bisa tertangani. Namun meski BOR rumah sakit sudah rendah, dia berharap, tidak ada peningkatan kasus Covid-19 saat terjadi arus mudik ke Malang saat Lebaran.
Hal itu bisa ditempuh dengan cara, para pemudik betul-betul disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan lain. Cara lainnya, RT memantau dengan baik para pemudik yang masuk wilayah mereka.
Disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan perlu menjadi perhatian, kata dia, karena angka kematian akibat Covid-19 di Kota Malang masih tinggi. Kenyataan itu perlu menjadi peringatan agar Covid-19 harus tetap dianggap sebagai ancaman terhadap kesehatan.
Baca Juga
Di sisi lain, adanya pemudik, kata dia, cukup positif bagi upaya menggerakkan ekonomi daerah. Pemudik bisa meningkatkan angka konsumsi sehingga ekonomi daerah bisa tumbuh menggeliat. “Kota Malang tetap menerima pemudik pada Lebaran jika pemerintah memang mengizinkan ada mudik pada Lebaran tahun ini,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang Husnul Muarif mengatakan Pemkot Malang siap-siap untuk memberikan vaksinasi pada lansia. Pemberian vaksinasi untuk lansia akan dimulai 1 April yang ditandai dengan pemberian vaksinasi secara drive thru bekerja sama dengan Halodoc.
“Target lansia yang divaksin mencapai 75.000 orang, sedangkan pada kegiatan vaksinasi Covid-19 lewat kegiatan drive thru sebanyak 400 orang,” katanya.
Untuk pelayan publik, guru, dan dosen yang sebanyak 170.000 orang, 35 persen sudah diberikan vaksin. Sisanya menunggu pasokan vaksin dari Pemprov Jatim. Dengan demikian, nantinya pemberian vaksin untuk pelayan publik, guru, dan dosen bisa bersamaan dengan lansia.
Setelah tahap itu selesai, vaksin baru diberikan kepada masyarakat umum dengan umur dengan umur 18 – 59 tahun. Cara kerjanya, mereka akan didata RT, selanjutnya bisa mendatangi faskes yang dituju jika vaksin sudah tersedia. Pemberian vaksin di Kota Malang dilayani di 80 titik yang terdiri atas 16 puskesmas, 26 RS, dan sisanya klinik kesehatan. Total warga Kota Malang yang divaksin Covid-19 mencapai 670.000 orang.(K24)