Bisnis.com, SURABAYA - Bupati Situbondo Karna Suswandi memastikan akan merealisasikan sejumlah program pertamanya yakni membangun masyarakat Situbondo yang beriman, sehat dan cerdas.
Karna Suswandi mengatakan untuk mewujudkan program tersebut Pemkab Situbondo akan melakukan peningkatan kesejahteraan guru ngaji dan pendidikan keagamaan sejalan dengan misi menjadikan Situbondo sebagai kota santri Pancasila.
“Untuk membangun masyarakat Situbondo yang sehat dan cerdas, Situbondo akan meningkatkan peran perempuan melalui peningkatan kualitas layanan kesehatan dan kesejahteraan tenaga medis, termasuk pengembangan beasiswa Situbondo Cerdas agar anak-anak Situbondo bisa melanjutkan pendidikan sampai perguruan tinggi,” jelasnya dikutip dalam rilis, Rabu (3/3/2021).
Bupati Karna yang sudah melaksanakan serah terima jabatan dengan bupati pelaksana harian sebelumnya, juga berkomitmen untuk membangun infrastruktur yang lebih baik termasuk pembangunan kawasan unggulan minapolitan dan agropolitan.
“Kami juga akan membangun pemerintahan yang profesional, bersih dan tangguh lewat program smart government, birokrasi bebas korupsi dan bersih dari jual beli jabatan hingga memberikan Bantuan Keuangan Khusus Desa (BKKD),” ujarnya.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat menghadiri sertijab Bupati Situbondo ini juga berpesan agar Bupati Karna bersama wakilnya Khoirani untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Situbondo sekaligus menekan angka kemiskinan dengan melibatkan kyai dan tokoh masyarakat.
Baca Juga
"Mohon izin kepada para Kyai dan tokoh masyarakat untuk bersama sama meningkatkan IPM sehingga daya saing masyarakat Situbondo ini bisa meningkat,” katanya.
Diketahui, IPM Situbondo saat ini masih berada di bawah rata-rata IPM Jatim yakni 67,38 persen. Sedangkan persentase kemiskinan di Situbondo yakni 12,22 persen dari total penduduk Situbondo sebanyak 83.740 jiwa. Persentase tersebut naik dibandingkan kondisi 2019 yakni 11,20 persen.
Masalah kemiskinan di Situbondo saat ini masih diwarnai oleh berbagai kearifan lokal berbasis sosial budaya yang cukup kompleks, mulai dari utang di tengah-tengah masyarakat hingga pernikahan usia dini.